Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Heri Chandra Santoso : Mengubah Pola Pikir Masyarakat Boja Dengan Gemar Membaca

 

Heri Chandra Santoso, pemrakasa gemar membaca di Boja

Umurnya baru 24 tahun pada saat itu. Masih terbilang sangat muda karena baru lulus kuliah. Tapi pemikirannya untuk kemajuan orang sekitar di daerahnya luar biasa. Ia ingin masyarakat dan generasi muda di bawahnya bisa ikut berpikiran maju, mau sekolah tinggi dan sukses.

Keinginan mengubah pola pikir masyarakat di daerahnya, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah menginspirasi Heri Chandra Santoso mendirikan pondok baca ajar di desanya pada tahun 2006.

 


Ia percaya dengan meningkatkan minat baca, wawasan masyarakat akan bertambah luas, pola pikir mereka akan berubah, sehingga mau menyekolahkan anak hingga SMA bahkan bisa kuliah atau tidak cuma berpikir untuk mencari kerja di usia sekolah.

Pondok baca ajar itu awalnya diberi nama Pondok Maos Guyub itu hasil kerjasama dengan Sigit, teman baiknya yang sudah bertahun-tahun tinggal di Swiss. Di rumahnya yang terletak di Desa Bebengan, alumnus Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang, tempat bermula Hendri mengajak masyarakat untuk membaca melalui buku-buku koleksi pribadinya.

Buku buku itu tidak hanya buku umum, tapi juga karya sastra, peraih nobel sastra dan buku karya masterpiece. Ternyata respon masyarakat di desanya cukup baik, terbukti ada sekitar 40 an warga yang datang untuk membaca buku setiap hari ke perpustakaan tersebut.

Respon dan antusias luar biasa dari warga membuat Hendri dan temannya berpikir agar Pondok Maos Guyub tidak hanya sekadar menjadi tempat membaca buku, tapi juga bisa menjadi tempat diskusi, saling berbagi pengalaman dan belajar Bersama.

Dua tahun kemudian atau tahun 2008, dua sahabat ini memutuskan mengubah nama Pondok Maos Guyub menjadi Komunitas Lereng Medini atau KLM. Nama ini terinspirasi dari nama perkebunan teh Medini yang ada di daerah itu.

Seiring dengan berganti nama menjadi KLM, kegiatan komunitas ini semakin banyak, seperti bedah karya sastra, musikalisasi puisi, pentas teater, bulan Bahasa dan parade sastra. Supaya KLM ini bisa lebih bervariasi kegiatannya, Heri juga membuat klub baca yang lokasinya berpindah tempat setiap minggu. Selain itu ia juga mengenalkan karya sastra puisi kepada masyarakat dengan kegiaran Jemuran Puisi.


 Salah satu program KLM yang banyak mendapat respon positif masyarakat adalah Sastra Sepeda berupa mengenalkan karya sastra dengan bersepeda keliling kampung. Ternyata respon positif tidak hanya dari Kecamatan Boja, tapi juga dari kampung sebelahnya. Mereka mendukung KLM dengan memberikan bantuan buku-buku, sehingga koleksi buku komunitas ini waktu itu bertambah hingga mencapai 3000 judul.

Tidak berhenti sampai di situ, KLM pada tahun 2014 mengadakan Kemah Sastra yang kemudian menjadi agenda tahunan. Heri mengundang siswa dari semua sekolah yang ada di Kendal dan sekitarnya untuk mengirimkan peserta. Antusias peserta sendiri cukup tinggi yang mencapai 150 orang setiap kegiatan.

Inovasi Heri di KLM tidak berhenti begitu saja. Ia masih ingin terus memotivasi semua lapisan masyarakat agar suka membaca melalui program Wakul Pustaka. Program ini berupa menaruh buku di dalam wadah nasi yang terbuat dari anyaman bambu, kemudian diletakan di warung-warung seputaran Boja. Buku-buku itu akan diganti 1-2 bulan sekali dengan buku buku judul baru. Program ini juga mendapat respon bagus di masyarakat bahkan ada permintaan buku bertema anak anak.

Usaha gigih dan mulia Heri di KLM membuahkan hasil sesuai niat baiknya. Masyarakat di Boja telah meningkat pola pikirnya terbukti dengan makin pedulinya mereka pada pendidikan, makin gemar membaca dan ekonomi juga meningkat serta makin banyak generasi muda yang bersekolah sampai ke perguruan tinggi.

Jadi bukan suatu kebetulan jika Heri Chandra Santoso mendapatkan Anugerah Satu Indonesia Awards pada tahun 2011 sebagai apresiasinya menjadi Inspirasi Penerang Negeri.

 

8 komentar untuk "Heri Chandra Santoso : Mengubah Pola Pikir Masyarakat Boja Dengan Gemar Membaca "

  1. Luar biasa inspiring
    Anak muda yg hebat dan bersahaja
    Semoga bs jadi role model ya

    BalasHapus
  2. Sangat inspiratif dan mulia apa yang dikerjakan Heri Candra Santosa. Lewat KLM, dia bisa menggugah warga Boja untuk gemar membaca dan punya pola pikir maju tentang pendidikan tinggi. Kemah sastra sepertinya sangat menarik nih, pasti sangat berkesan pengalaman menginap dan membahas karya sastra bareng pakarnya. Semoga KLM tambah maju dan desa lain biaa menirunya.

    BalasHapus
  3. Seneng banget kalau gemar membaca bisa ditularkan kemasyarakat terutama generasi muda. makin banyak ilmu yang diserap dan makin banyak jendela dunia yang terbuka. Semakin banyak generasi cerdas tersedia

    BalasHapus
  4. Wah ini luar biasa sih. Negara akan semakin maju melalui buku, seperti negara maju lainnya karena kesadaran mereka akan pentingnya pengetahuan. Dimana budaya membaca buku sudah melekat di warga mereka.

    BalasHapus
  5. Jarang banget orang kaya beliau ini sekarang, salut banget sama konsistensinya dan niat baiknya. Semoga dimudahkan dan makin meluas kegiatannya

    BalasHapus
  6. Indonesia tuh kabarnya anak2nya darurat membaca buku. Akibatnya skrng kyknya semua2 maunya serba instan ya mbak. Bagus kalau ada yang mau menggerakkan masyarakat khususnya anak2 untuk mau menambah wawasan dengan membaca buku. Soalnya dgn baca buku org jd pintar dan kesempatan melihat dunia akan lbh besar.

    BalasHapus
  7. MasyaAllah ini kabupaten ku lho mba, jadi pengen dolan ke Boja ketemu sama beliau

    BalasHapus
  8. Banyak pemuda-pemuda yang bergerak di bidang literasi. Semangatnya up and down. Kalau dapat anugerah gini, ga cuma semangat yang naik tapi juga jadi inspirasi bagi pemuda lainnya.

    BalasHapus