Cara ke Singapura dari Tanjungpinang dengan Biaya Hemat- Part 2 -Tamat
Berfoto di bola dunia ini wajib bagi wisatawan ke Singapura |
Hai hai…udah baca kan part 1
tentang Cara ke Singapura dariTanjungpinang dengan Biaya Hemat ? maaf ya agak lama sambungannya, karena
kesibukan lain. Baiklah bagi yang sudah menunggu sambungannya dan penasaran
seberapa hemat perjalanan saya 2 hari 1 malam ke Singapura, berikut
lanjutannya.
Sebelumnya kami kan dari Bugis
dan mau ke tempat penginapan atau hostel kami, Foot Prints Hostel di Little India. Untuk menuju ke sini kami harus
naik MRT jalur biru. Dekat banget sebenarnya karena dari stasiun MRT Bugis
langsung ke MRT Rochord. Namun kami malah turun di stasiun Little India.
Kami berpatokan pada alamat
hostel yang berada di Little India dan berpikir stasiun MRT kami juga di sana,
ternyata bukan. Stasiun terdekat adalah di Rochord. Awalnya kami mencoba jalan
kaki dari pintu keluar MRT Little India sebab di peta yang ada pintu keluar
stasiun lokasi hotel kami hanya 2 blok, namun karena sudah capek saya
memutuskan naik taksi. Ternyata memang dekat sekitar 5 menit sampai di hostel
dan kami membayar taksi sebesar 4 dollar Singapura.
Hostel kami di Little India, dekat MRT Rochord |
Hostel kami ini terletak di
kawasan yang strategis. Persis di pinggir jalan Perak Road Little India. Di
kiri kanan ada tempat makan halal, minimarket dan hostel hostel lainnya. Kami
langsung masuk dan melapor di konter check in.
Petugasnya seorang anak muda yang
berbahasa Inggris Singapura. Saya menyerahkan bukti bookingan via traveloka. Ia
meminta passport kami dan mencatatnya dan meminta deposit sebesar 20 dollar
Singapura.
Kemudian ia memberikan kartu
berisi pin akses ke kamar yang berada di lantai atas, kunci kamar, sandi wifi
dan seprei dan sarung bantal bersih. Ya, hostel ini menerapkan self service
sesuai dengan harganya. Jadi hostel ini hanya cocok untuk traveler mandiri
bukan yang manja apalagi sok kaya eh.
Untuk menuju ke kamar kami harus
menekan 4 angka pin di dekat pintu. Lalu naik ke tangga dan bertemu lorong ke
kamar kami yang ternyata dekat banget dari tangga. Kamar mandi khusus perempuan
persis di depan kamar kami.
Saat membuka pintu, ternyata
sudah ada tamu lain yang menginap. Yang bisa dilihat tempat tidur yang sudah
berisi barang pribadi. Ada 5 tempat tidur yang berisi. Namun orangnya tidak ada
hanya satu orang yang sedang bersiap untuk pergi.
Kami dapat tempat tidur di atas.
Ada fasilitas colokan dan rak kecil untuk menaruh barang pribadi. Selain itu
juga ada loker dekat pintu masuk. Ada AC dan kipas angin. Setelah istirahat
sebentar kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Oh ya, hostel ini mempunyai tipe
kamar berbeda beda. Ada yang dorm campuran, jadi laki –laki dan perempuan berada
dalam satu dorm, ada yang dorm khusus perempuan seperti yang kami ambil, ada
dorm family dan ini biasanya untuk keluarga yang membawa anak kecil, karena di
singapura ada peraturan anak-anak tidak boleh berada satu ruangan tidur dengan
orang yang bukan anggota keluarganya.
Lobinya kecil terdiri dari satu
set tempat duduk dan tv layar besar. Ada berbagai brosur tentang wisata
Singapura. Di sebelahnya adalah pantry untuk sarapan dengan sejumlah tempat duduk,
perlengkapan makan, masak dan kulkas.
Tujuan kami selanjutnya adalah Merlion, Marina Bay Sands dan Garden By The
Bay. Sebelum pergi kami mengambil peta tempat wisata Singapura dan
menanyakan dimana stasiun MRT Rochord – karena tadi kami naik taksi dari
stasiun MRT Little India.
Petugas hotel dalam bahasa
Singlish menyebutkan jika cukup berjalan kaki lurus melewati dua blok toko.
Kami mengikuti petunjuknya dan ternyata memang benar, sangat dekat sekitar 5
menit. Untuk turun ke bawah ada tangga, namun kami memilih ikut calon penumpang
lain yang menaiki lift.
MRT Rochord adalah jalur biru,
sementara kami harus menuju stasiun MRT Rafles
Place yang merupakan jalur hijau. Jadi kami harus ke stasiun MRT Bugis dan
turun kemudian pindah jalur naik MRT jalur hijau ke MRT Rafles Place.
Anda bingung ? awalnya mungkin.
Tapi akan terbiasa. Kuncinya cukup lihat stasiun tujuan dan lihat warna
jalurnya. Jangan takut karena semua jalur MRT itu terhubung satu sama lain.
Sesampai di stasiun Rafles Place
kami keluar dan mencari Fullerton Hotel. Karena di petunjuk yang saya baca,
Merlion Park berada di seberang hotel ini. Keluar stasiun kami bertemu taman
dan banyak pengunjung berfoto di sana.
Singapore River yang bersih banget |
Rafles Place |
River Cruise |
Hotel Furleton sendiri berdiri
megah di ujung dekat jembatan yang menghubungkan juga ke sebuah taman. Tapi
kami tidak menyeberang ke sana karena mau ke Merlion Park. Gedung gedung tinggi
dann view di sekitar sungai ini juga sangat bagus dijadikan tempat foto.
Depan furleton hotel menuju Merlion Park |
Tinggal menyeberang dari depan Furleton Hotel ke Merlion Park |
Menyeberang jalan dari Hotel
Furleton kami sampai di Merlion Park. Mengingat hari libur panjang, patung
singa itu dipadati oleh pengunjung. Rata-rata adalah wisatawan Indonesia, meski
ada juga dari Thailand, Vietnam, China dll.
Rame bangeet di sini |
Usai berfoto di sini, kami
menyeberang ke kawasan Esplanade atau pusat seni dan pertunjukan. Mencapainya
kami harus melewati jembatan dengan taman bunga bougenvile di kiri kanan. Kami
tidak masuk ke dalam gedung, hanya duduk di bangku tembok dengan pemandangan
lepas ke arah Merlion Park dan Marina Bay Sands.
Pedestrian di kawasan Esplanade menuju Helix Bridge |
Helix Bridge yang keren |
Saking kerennya jembatan ini
menjadi tempat foto prewed bagi warga dan wisatawan yang memang sengaja datang
ke sana. Namun yang menarik bagi saya yang melintas jembatan ini didominasi
wisatawan asing. Beda dengan Merlion Park yang bahasa yang terdengar rata rata
bahasa Indonesia.
Di ujung jembatan langsung menuju
Mall Marina Bay Sands, komplek mall, hotel dan casino. Selain itu juga ada Art Science Museum yang berbentuk setangkai
bunga lotus. Dari bangunan keren yang
menjadi tujuan banyak wisatawan ini, kami naik ke lantai paling atas mall
Marina Bay Sands untuk melihat view Garden By The Bay dan Singapore Flyer. Di
sini ternyata ada juga yang melakukan foto prewed.
Namun kami tidak bisa foto ala
ala, karena hanya menggunakan kamera hp. Karena untuk menangkap view yang keren
kami harus menggunakan kamera DSLR. Di balkon lantai paling atas ini kita bisa
memandang ke sekelilingnya dengan leluasa dari ketinggian. Tapi sepertinya
hanya sedikit orang yang tahu tempat ini. Soalnya kondisi di atas ini beda
dengan di bawah apalagi di Merlion Park.
Balkon Marina Bay Sands Mall |
View dari balkon Marina Bay Sands |
Kami hanya mampir di sejumlah
toko terkenal untuk bisa melihat dan merasakan tekstur barang asli desainer
ternama. Karena selama ini cuma lihat barang KW hehehe. Ada banyak konter yang
sale dan diskon akhir tahun, tapi harganya tetap bikin tutup dompet hahaha.
Pokoknya tujuan ke Singapura hanya jalan jalan bukan untuk shopping yang tidak
sesuai dengan gaya hidup.
Di dalam mall ini ada restoran
dan foof court. Rata rata semua tempat penuh pengunjung bahkan ada yang antri
untuk mendapatkan tempat duduk. Kami keluar mall dan berjalan di di belakangnya.
Kece banget di sini karena bersih dan disediakan tempat tempat duduk yang besar
bahkan kita bisa berbaring meluruskan pinggang seperti yang kami lakukan.
Oh ya, jika berkeliling di mall
ini bahkan di semua tempat Singapura, sebaiknya selalu bawa air mineral.
Setidaknya 1 botol. Saya memang membawanya namun karena sering minum apalagi
dari pagi sehingga kami harus membelinya dengan harga 1,6 dollar singapura
untuk ukuran 650 ml.
Dari Mall Marina Bay Sands ini
rencananya kami mau ke Garden By The Bay. Namun ada miss persepsi antara saya
dengan eka tentang apa yang hendak dilihat. Saya ingin melihat lampu lampu
cantik di Garden By The Bay, Eka berpikir lampu lampu itu adalah pertunjukan
Wonder Light and Water Show.
Water and Light Show. Gratis |
Kami ikut bergabung dengan
wisatawan yang berbaris duduk rapi di pelataran kayu yang memang disediakan
untuk menonton pertunjukan. Banyak wisatawan yang membawa makanan kecil sambil
menunggu pertunjukan. Dan kembali di sini sangat sedikit wisatawan Indonesia.
Karena dari bahasa yang digunakan didominasi wisatawan asing.
Pukul 8 malam pertunjukan Wonder
Light and Water Show dimulai. Dari bagian atas gedung ditembakan cahaya laser
warna warni diiiring berbagai musik serta air yang menari mengikuti music.
Bahkan cahaya laser aneka warna membentuk sejumlah bentuk seperti bunga.
Pokoknya keren banget ini
pertunjukannya dan tidak rugi menunggu lama lama di sini. Apalagi pertunjukan
ini GRATIS !. Bisa dikatakan hampir semua pengunjung mengabadikannya. Salutnya
pengunjung sangat tertib.
Usai pertunjukan sekitar 15 menit
itu, kami memutuskan pulang karena sudah sangat capek. Rencana ke Garden By The
Bay batal, tapi kami hanya melihar dari balkon mall guna mengobati rasa penasaran pada lampu lampunya. Perut lapar dan kaki pegal membuat kami melangkah mencari stasiun
MRT. Dari papan petunjuk di dalam mall, kami menuju stasiun MRT Bayfront.
View malam hari ke arah Singapore Flyer dan Garden By The Bay |
Kami menaiki MRT jalur biru
menuju stasiun MRT Rochord dan tak lama sampai di tujuan. Perut lapar membuat
kami singgah di sebuah restoran India. Berbagai makanan di jual di sana dari
khas india hingga masakan umum. Eka memesan prata dan saya memesan nasi goreng
pataya. Porsinya ternyata banyak banget. Bahkan bisa dimakan untuk dua orang. Total
harga makanan ini sekitar 7 dollar dan air putihnya gratis.
Usai makan sekitar jam 9.30 kami
kembali ke hostel yang di depan mata. Masuk ke kamar ternyata tidak ada
penghuni. Usai mandi air hangat, ngecass hp sambil update foto kami pun tidur
sekitar pukul 12 malam.
Pagi hari kami baru melihat
penghuni kamar sedang tidur. Ada 3 orang warga india atau Pakistan. Yang jelas pakaiannya
baju tradisional kedua negara ini. Kemudian satu orang bule dan satu orang
turis negro. Usai mandi kami turun untuk sarapan pagi sekalian membawa tas
karena langsung check out.
Ternyata kami harus membawa turun
sprei dan sarung bantal yang disediakan serta mengembalikannya ke resepsionis.
Di pantry sudah terisi penuh dengan mereka yang sarapan. Ada warga Indonesia,
korea, Malaysia dan bule.
Sarapan di sini juga self
service. Sarapannya roti bakar dengan aneka selai, sereal dan susu segar.
Setiap tamu harus mencuci sendiri piring dan gelas usai makan. Namun ada juga
yang membiarkannya. Mungkin mereka tidak bisa membaca pengumuman yang ditempel
di dinding.
Tujuan kami di hari kedua atau
hari terakhir adalah : Little India,
Botanic Garden, Sentosa Island, Arab Street dan Bugis Junction untuk mencari
oleh oleh.
Tujuan kami ke Little India untuk mencari spot spot foto yang instagramble. Bangunan
warna warni meriah adalah tujuan kami. Tidak sulit mencarinya karena dengan
bertanya ke pemilik toko kami menemukan bangunan yang seperti sering kami lihat
di Instagram.
Bangunan warna warni di Little India |
Yang menarik di Singapura ini
adalah warganya sangat kooperatif dengan wisatawan. Saat kami berfoto di
bangunan warna warni dan merupakan tempat melintas warga, mereka rela menunggu
kami. Bahkan tak jarang kami mempersilahkan mereka tetap lewat. Bahkan ada yang
menawarkan untuk memotret kami berdua.
Dari Little India, kami naik MRT ke Botanic Garden. Keluar stasiun
langsung bertemu pintu masuknya. Kembali deh salut dengan negara ini. Akses
kemana mana bagi wisatawan gampang banget. Kami menyusuri taman di jantung kota
Singapurai in. Taman ini dipenuhi sekitar 60 ribu jenis tanaman. Ada sejumlah
kolam, kafe dan tentu saja tempat pedestrian yang nyaman bagi warga yang
berolahraga jogging atau jalan santai di dalamnya.
Kami tak menyusuri semua lokasi
di taman ini karena ini hari terakhir di Singapura, jadi kami harus bisa
mencapai semua target lokasi wisata yang ingin kami tuju hari ini. Selanjutnya
dari dari stasiun MRT Botanic Garden kami naik MRT jalur kuning menuju Harbour
Front.
Oh ya, di stasiun MRT Botanic
Garden ini saya kehilangan kartu Ez Link. Semua akibat keteledoran saya
menyimpannya di saku vest atau rompi. Biasanya saya menaruh di dalam tas. Jadi
saat hendak keluar dan harus men-tap kartu di pintu keluar, saya kebingungan.
Akhirnya petugas keamana menyuruh memeriksa dengan santai dan tidak panik. Katanya
banya wisatawan yang mengalaminya dan yang mencari dengan santai pasti akan ketemu
karena biasanya menyelip di tas atau kantong celana. Tapi saya bongkar semua
tidak ketemu. Akhirnya saya membeli kartu EZ Link baru di konter passenger
service.
Botanic Garden yang asri untuk olahraga dan santai |
Dari stasiun MRT Botanic Garden ke Harbour Front Lumayan jauh ada 9 stasiun yang
kami lewati, tapi tetap cepat donk karena menggunakan MRT. Harbourt Front
sendiri adalah pelabuhan laut yang terhubung langsung ke Vivo City Mall. Bagi wisatawan yang menggunakan kapal dari Batam
akan turun dari pelabuhan ini, khususnya yang dari pelabuhan Batam Centre,
Sekupang dan Harbour Bay.
Tiket naik Sentosa Express |
Ornamen Natal di Vivo City |
Untuk menaiki Sentosa Express ini
bisa menggunakan kartu EZ Link yang akan dipotong saldo 4 dollar Singapura.
Tapi karena menghemat saldo, kami membeli tiket dengan harga yang sama.
Mengingat hari libur panjang, untuk masuk ke dalam monorail harus berdesakan.
Luar biasa animo wisatawan menuju Pulau Sentosa.
Sentosa Express |
Berebutan foto di sini |
Kami berjalan jalan sebentar di
sebuah toko permen dan coklat dan kemudian kembali naik monorail menuju Siloso Beach. Untuk menuju pantai ini
kami harus turun di Beach Station.
Kami harus berjalan beberapa meter menuju pantai. Namun kami tidak berlama lama
karena cuaca sangat panas apalagi viewnya standar saja.
Dengan menaiki monorail kami
kembali ke Vivo City untuk makan siang di food court di lantai bawah. Agak
kesulitan mencari makan karena di sini rata rata fast food. Tapi akhirnya kami
menemukan restoran aneka mie Encik Tan.
Kami memesan mie rebus yang mirip mie lender namun kuahnya kari. Seger banget
makan makanan hangat ini. Saya menyantapnya sampai habis, namun Eka tidak
karena ia kurang suka aroma kari hehehe. Harga yang harus kami bayar untuk
makanan dan minuman ini sekitar 9 dollar lebih.
Mie rebut di Encik Tan |
Perut kenyang dan tenaga kembali
full kami melanjutkan perjalanan menuju Arab
Street. Karena lokasinya dekat Bugis kami harus naik MRT jalur biru menuju
Bugis. Kami memilih pintu keluar sesuai petunjuk dan di luar bertemu seorang
petugas yang menanyakan kami hendak kemana. Ketika mendengar jawaban kami, ia
meminta kami mengikutinya.
Kami berjalan diantara gedung dan
meseum dan taman yang cantik kemudian keluar di pinggir jalan raya. Kata
petugas itu, Arab Street adalah di seberang jalan itu. Kami menyeberang dan
menyusuri jalan dengan bangunan khas tersebut. Yang pertama kali kami temukan
adalah jalan Bali Lane dengan butik
butik dan toko ala Bali.
kawasan Haji Lane |
Mesjid Sultan dari kejauhan |
Saat akan kembali ke Bugis
Street, hujan turun dan untungnya kami membawa payung lipat. Namun awalnya kami
agak bingung menuju jalan kembali. Mau menyetop taksi tidak bisa sembarangan
apalagi bus yang punya rute tersendiri. Akhirnya kami bertemu jalan tempat
menyeberang pertama dan mengikuti pejalan kaki yang ramai menuju sebuah jalan.
Ternyata di papan petunjuk jalan itu menuju kawasan Bugis.
Tujuan kami adalah tempat oleh
oleh atau Bugis Village. Di sini tokonya kecil kecil dan seperti di pasar lokal
di banyak daerah. Namun bedanya rapi dan dipantau CCTV. Di sini pengunjung yang
didominasi wisatawan sangat ramai dan berdesakan. Kami tidak masuk terlalu
jauh. Tujuan hanya membeli oleh oleh seperti baju kaos, gantungan kunci atau
tempelan kulkas.
Harga oleh oleh di sini sangat
miring. Seperti baju kaos dengan berbagai gambar tentang Singapura dijual 4
lembar seharga 10 dollar. Ada juga yang 3 lembar 10 dollar sesuai kwalitas.
Gantungan kunci 24 buah 10 dollar. Saya hanya membeli kaos untuk anak dan
suami.
Hari sudah sore dan kami harus
menuju MRT Tanah Merah untuk
selanjutnya ke Pelabuhan Ferry Tanah
Merah. Awalnya kami hendak kembali ke stasiun tempat kami keluar saat baru datang, namun ternyata pintu stasiun MRT Bugis ada yang berada di
dekat Capita Mall di seberang Bugis Village. Tinggal turun dan kami langsung
naik MRT jalur hijau menuju MRT Tanah Merah.
Ada tujuh stasiun yang harus
dilewati untuk sampai di MRT Tanah Merah. Agak deg degan juga takut ketinggalan
kapal karena kami harus check in pukul 4 seharusnya. Namun kami sampai di MRT
Stasiun MRT Tanah merah pukul 4 kurang lima belas menit. Sementara kami harus
menunggu bus nomor 35 menuju terminal Ferry Tanah Merah. Sempat mau naik taksi
namun ternyata busnya datang.
Kami hampir setengah lima sampai
di terminal ferry tanah merah dan langsung lapor di konter Majestic dan
membayar seaport tax sebesar 7 dollar singapura per orang. Ternyata masih bisa
check in meski petugas mengingatkan lain kali agar datang lebih awal. Antrian
penumpang di loket cap passport tidak terlalu ramai. Namun ketika giliran saya
lagi lagi disuruh untuk scan jempol ulang. Tapi entah kenapa tidak jadi,
mungkin karena waktunya sudah mepet hehehe.
Di ruang tunggu, penumpang sudah
lumayan ramai. Tapi kapal kami ternyata telat sekitar 30 menit dari jadwal jam
5 ternyata kami naik kapal pukul 5.30.
Alhamdulillah cuaca cerah dan
kami sampai di Pelabuhan Sri Bintan Pura sekitar pukul 19.30 malam. Meski capek
dan perut lapar tapi saya senang karena bisa “menaklukan “ Singapura tanpa
bantuan travel atau ikut paket tour.
Setidaknya meski belum semua
tempat yang kami incar bisa kami datangi, tapi mengunjungi banyak tempat selama
dua hari dengan biaya kurang lebih Rp 2 juta adalah kebahagiaan sendiri.
Berikut rinciannya yang sudah saya rupiahkan dengan kurs 10 ribu.
Berikut rinciannya yang sudah saya rupiahkan dengan kurs 10 ribu.
Tiket kapal Majestic PP dan
booking fee :
Rp 440 ribu
Seaport Tax Tanjungpinang :
Rp 35 ribu
Seaport Singapura :
Rp 70 ribu
Kartu EZ Link dan top up saldo : Rp 200 ribu
Sewa hostel 1 malam :
Rp 175 ribu
Sewa taksi :
Rp 40 ribu
Makan minum 2 hari 1 malam : Rp 250
ribu
Tiket masuk Sentosa Island :
Rp 40 ribu
Beli oleh oleh :
Rp 200 ribu
Total :
Rp 1.450.000,-
Tapi saya menyebutnya kurang
lebih Rp 2 juta karena di Tanjungpinang saat akan berangkat juga beli sejumlah
barang, seperti payung lipat, tas sandang dan makanan. Intinya cuma modal
kurang lebih Rp 2 juta, sudah bisa puas jalan-jalan di Singapura selama 2 hari 1 malam.
Anda ingin mencoba ? Berikut
intenerary yang simple atau kesimpulan dari perjalanan di atas.
Day 1 :
Jam 7 atau 7.30 WIB : Naik kapal
paling pagi dari Tanjungpinang, jam 7 dengan Sindo Ferry atau 7.30 dengan
Majestic.
10 .00 waktu Singapura : Sampai di Pelabuhan Ferry Tanah Merah
Singapura
11 : Menuju MRT Tanah Merah
11.30 : Menuju Bugis, keliling
Capita Mall dan Makan Siang
13.00 : Menuju hostel untuk check
in
15. 00 : Menuju Merlion Park,
Marina Bay Sands sampai malam
20. 00 : Kembali ke hostel dan
makan malam
Day 2 :
Jam 09.00 : Menuju Little India
mencari spot foto instagramble
10.00 : Menuju Botanic Garden
11.00 : Menuju Vivo City Mall
untuk menyeberang ke Sentosa Island dan Siloso Beach
13. 00 : Kembali ke Vivo City
Mall untuk makan siang
14.00 : Arab Street dan Haji Lane
untuk spot foto instagramable
15.00 : ke Bugis Street mencari
oleh oleh untuk dibawa pulang
16. 00 : kembali ke MRT Tanah
merah untuk menuju pelabuhan ferry tanah merah.
Semoga bermanfaat. Ayo rencanakan
liburan Anda dengan murah meriah dan puas tanpa terburu buru waktu.
Saya waktu ke Merlion agak bingung tuh, Mbak. Kirain setelah keluar dari stasiun MRT Rafles langsung keliatan Merlion, ternyata nggak. Harus jalan lagi dengan patokan gedung Standard Chattered. Terus lewatin jembatan apa gitu lupa namanya, patung berbentuk anak-anak main di sungai, sampai Victoria Hall. Baru deh nemu Merlion =D
BalasHapusNice share nih mba soalnya kebetulan mau ke sg juga maret besok. Jd dapat gambaran akan seperti apa nanti
BalasHapusWaah...biayanya bisa kurang dari 2 juta...nikmat banget travelling hemat gituu, Uni...
BalasHapusBakal balik lagi kayanya yaa, Un...
Masih banyak yang belum dijelajahi kah?
wah belum pernah ke SG
BalasHapustapi murah banget bisa hanya segitu ya?
iiiih, aku udah lama banget pingin ke singapur lewat batam lah uni. apalagi sekarang udah ada penerbangan langsung dari banda aceh ke batam. terus nyebrang pake ferry.
BalasHapusWuih mantep jalan-jalannya, Uni, memang seru deh bisa keliling Singapur, jadi pengen ke sana lagi. Pasti banyak perubahan setelah 7 tahun. Tapi kalau dari Bandung biaya-nya kurang dari 2 juta jugakah? Hehehehe ...
BalasHapusSebagai orang yang pernah tinggal di Riau, saya hanya tahu jika mau ke Singapura, ya harus ke Batam dulu terus naik feri habis itu ya turun di Harbour Bay. Ternyata ada alternatif juga yah. Makasih atas infonya. Jujur, aku selama ke Singapura, prestasi terbaikku hanyalah foto di NTU, NUS sama Merlion. Iya, waktu itu aku memang punya mimpi berkuliah di NTU namun apa daya, gagal di seleksi masuknya karena nilai Fisika ga komplit. Sempat ngajuin appeal, namun sayang, tetap tidak diterima. Disitu, saya sempat menangis ketika gagal seleksi itu. Tapi, entah kenapa sekarang malah justru bersyukur setelah lihat nasib seorang teman yang kuliah di NUS.
BalasHapusKangen nih ke Singapura sama Batam, terakhir ke sana pas tahun baru 2017.
di noted dulu nih agenda murah liburan ke SGnya. Jadi, harus ke tanjung pinang dulu baru deh dilanjutkan dengan naik kapal ke pelabuhan di daerah singapura. Tetapi, apakah tidak ditanyakan visa atau pasport mba disana? apa disana bebas masuk orang orangnya? lumayan juga sih menurut saya kurang dari 2 jutaan bisa keliling singapura.
BalasHapusBanyak ya foto-fotonya, semua dikelilingin nih. Singapore nggak pernah membosankan ya mbak wkwkw...
BalasHapusWuih mantabb mba, suka, itinerarynya keren dan efisien! Siaap mau coba ahh kapan2
BalasHapusBanyak sekali tempat yang bagusnya ya...
BalasHapusUntuk bisa mendatangi semua tempat itu, dengan biaya 2 juta, lumayan juga.
Satu lagi yang saya suka selain kebersihannya, di Singapura ada peraturan anak-anak tidak boleh berada satu ruangan tidur dengan orang yang bukan anggota keluarganya. Perhatian sekali dengan keamanannya ya...
itulah bedanya dwngan kita indonesia. Sungai airnya jernih taoi sampah jangan tanya berpa banyaknya. Di negara orang air sungainya keruh tapi karena bersih dari sampah, jadi bisa di manfaatkan sbgai wahana wisata.
BalasHapusBanyak yg bilang kalau mau ke Singapura atau Malaysia..lewat Riau itu jauh lebih murah. Benar ga sih??
BalasHapuswah noted mba.. ternyata bisa sehemat itu ya travelling ke Singapura hehe.. perjalanannya juga seru, mau aku jadiin referensi untuk nanti kalo aku bisa travelling ke sana deh mba ��
BalasHapusSingapura adalah salah sakira menarikk..
BalasHapusBanyak juga yah tempat menariknyaaa.
Aku sendiri enak tertarik ke sink karena mahal..
Kali di sana keren baneet yahh bersihhh. Enggak kaya di tanah airr
BalasHapusSalut dengan Singapur ya mbak, negara kecil yang kaya destinasi wisata dan makmur karena itu. Seharusnya Indonesia bisa lebih baik dari negara tetangga ini. Ada baiknya kita mengikuti sistem tata kota dan pengelolaan wisata di sana
Wih... saya belum pernah nyoba nih dari tanjung pinang. Ntar mau coba akh. Siapa tahu bisa menemukan rasa baru. Singapura negaranya kecil tapi ngga cukup juga ngabisin satu dua hari buat jalan. Banyak banget yang harus dikunjungi. Seru abis sih ya. Selamat jalan jalan daj eksplorasi
BalasHapusWah...
BalasHapusKemaren pas di SG cuma satu malam dua hari..aku kelamaan belanja gak sempet main ke patung singa. Heuheue.. Pengen tapi panas banget sampe kepala puyeng
Wah..
BalasHapusKemaren aku ke sana kelamaan belanja jadi gak sempet ke patung singa. Kayanya kl mau sepi rada pagian enak deh mbak. Kemaren juga aku pagian enak. Kelewat dikit kaya pasar
Di Singapura ini banyak spot yang menarik ya. Tiap sudut rasanya pengen berhenti buat foto-foto. Aku sebenarnya benci-benci rindu sih buat ke sini lagi haha.
BalasHapuswidih,, sungai nya bersih,,,
BalasHapusAndai di tengah kota kita juga ada sungai bersih ya.. :D
kalau aku masih bisa lebih murah lagi tuh, jangan taksi tapi taksi online terus kalau mau ke USS untuk apa bayar 4 SGD, mending jalan kaki dari bawah lalu baliknya cobain monorail gratis. Karena kalau kita jalan pemandangan kece untuk foto terutama background pelabuhan. Kalau takut capek tenang ada ekslator kaya di bandara.
BalasHapusTernyata masih bny bgt tempat di sin yg belum dikunjungi, hehe... smg next trip bisa kesana
BalasHapusSayua suka tinggal di hostel-hosetl kayak gitu. Lebih terasa familiar, serasa berada di rumah. Kita bisa memasak di dapur, mencuci piring sendiri, dan ngobrol dengan teman sekamar yang baru dikenal.
BalasHapusterpukau..terpukau...
BalasHapusKalau ditotal untuk biaya tiket ferry sekalian tax jadi 545rb ya Uni. Itu beli di counter ferry atau di Money Changer? Kami di Batam selalu beli di Money Changer karena lebih murah, udah sama pajak 275rb naik Majestic, hehe..
BalasHapuswah ini dia solusi hemat sebagai rangkaian dari wisata hemat yang aku cari cari
BalasHapuskeren banget deh ... jadi punya rekomendasi untuk ke singapura dari tanjung pinang
Aku belum pernah kesana tapi budgetnya murah juga yaaa
BalasHapusAku belum pernah ke singapura, padahal ada sodara disana. Tapi belum pernah he he kapan kapan kalo kesana lagi ajak ajak dong he he
BalasHapusDuuhh ak blm semoet ke haji lane nih setiap kesana. Iya mba swtuju banget klo ke singapore gak perlu takit nyasar krn MRTnya terhubung. Jd ya tinggal naik tutun MRT aja klo sekiranya nyasar. Hehehe
BalasHapusmakin keren aja ya wisata di singapur. dulu saya ke sana belum banyak macem2nya :D
BalasHapuskeren ya, dengan budget segitu bisa dapat wisata macem-macem, jadi pengen ke singapura :D
BalasHapusEh kalau aku ga salah tangkap, jadi kamar hotelnya itu, 1 kamar banyak tempat tidur gitu ya Mbak? Kalau gitu nggak risihkah klo bareng2 gitu? He he. Soalnya aku yg tipe kikuk gitu klo ktmu org baru.
BalasHapus