Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menikmati Eksotis Mini Bali di Turi Beach

Bagai lukisan...indah banget
Kalau berkunjung atau liburan ke Kota Batam, pasti tujuan orang pada umumnya adalah mall. Kalau pun ada yang menginap rata-rata memilih di tengah kota dan mencari hiburan yang gemerlap. Padahal Kota Batam punya sisi keindahan dan ketenangan lain untuk berlibur daripada selalu ke mall.

Saya senang banget ketika diajak menginap dan piknik cantik ke Turi Beach Resort, Batam oleh teman sesama anggota Blogger Kepri akhir Januari lalu. Tentu saja saya senang, karena selama ini hanya melihat foto-fotonya via internet dan sosial media. Penasaran banget ingin merasakan sisi lain Pulau Batam ini.


Sempat galau level provinsi ketika surat cuti saya belum disetujui big boss. Maklum karena beliau banyak urusan jelang Imlek. Stt..Sabtu kok masih kerja, ya iyalah kantor saya kan di bidang jasa harus kerja seminggu enam hari..uhuuk. Akhirnya jelang bubaran kantor permohonan cuti saya disetujui. Horeee....akhirnya semua bisa berjalan sesuai rencana. 

Ya, rencana untuk nyebrang ke Batam last ferry akhirnya berjalan sesuai rencana. Pukul 5 sore saya meminta tolong teman mengantar ke Pelabuhan Sri Bintan Pura, karena saya tak mau motor menginap di parkiran.

Kapal terakhir masih ada, tapi saya tetap bergegas masuk. Kapal ini kapal besar terdiri dari tiga bagian, depan, tengah dan belakang. Saya memilih di bagian depan supaya bisa cepat keluar demi mengejar waktu untuk bisa bertemu dengan teman di titik kumpul di Kepri Mall.

Cuaca yang hujan sejak pagi berhenti sore itu. Awan mulai biru dan perasaan saya makin senang karena kekhawatiran terjebak hujan dan angin di laut selama perjalanan tidak terjadi.Sekitar satu jam perjalanan, kapal merapat di Pelabuhan Punggur Batam. 

Saya bergegas ke luar menuju konter taksi. Saya lebih memilih taksi yang bergabung dengan penumpang lain. Selain hemat juga karena tujuannya saya dekat, Kepri Mall. Sekitar 20 menit akhirnya sampai di Kepri Mall yang mana di sana sudah menunggu Roy dan Teh Lina beserta anak, Cilla. Kami tinggal menunggu Mba Menix dan keluarga yang mobilnya akan menjadi tumpangan kami ke Turi Beach Resort, di Nongsa.

Tak lama Mba Menix sekeluarga datang menjemput dan kami langsung bergabung supaya tidak terlalu kemalaman sampai di hotel. Selain itu juga merasa tidak enak dengan Mba Anti, sang marcomm yang ternyata menunggu kedatangan kami.
Ornamen menyambut Imlek
Akhirnya kami sampai juga di Turi Beach Resort. Usai menjalani pemeriksaan standar di pos satpam mobil langsung menuju lobby. Desain lobby nya yang terbuka dan terpisah dari bangunan hotel lainnya langsung mengingatkan saya pada hotel-hotel di Bali. 
Lobby bergaya Bali

Ya...desain lobby hotel ini memang bernuansa Bali. Ada patung di kedua sisi depannya berikut panji-panji dan payungnya. Lobby ini sangat luas dengan banyak kursi untuk tamu menunggu check in dan check out.

Mengingat jelang perayaan Imlek, lobby hotel ini dihiasi juga dengan nuansa Tionghoa. Ada mini rumah etnis Tionghoa berikut ornamen dan peralatannya. Bahkan ada kereta kuda yang sengaja ditaruh di lobby itu makin membuat tak sabar untuk berfoto ria.
Kamar tempat kami menginap difoto dari sisi belakang

Usai check in dan mendapat 2 kunci kamar, kami ditemui Mba Anti yang super ramah. Meski ada mobil yang bisa mengantar ke kamar, tapi kami memilih jalan kaki, mengingat lokasinya dekat dengan lobby. Cukup menuruni tangga dan kemudian berjalan sekitar 50 meter akhirnya kami sampai di kamar.
Kamar Deluxe

Tipe kamar yang kami tempati itu adalah deluxe di Riani Wing. Ya, resort ini punya dua sisi atau sayap, yakni Riani dan Tirta. Setiap sisi mempunyai tipe kamar berbeda. 

Sisi Tirta terdiri dari Premier, Premier Beachfront, Junior Suite dan Executive Suite. Sedangkan sisi Riani mempunya tipe kamar, Deluxe, Deluxe Beachfront, Suite dan Suite Beachfront. 


Bangunan kamar yang kami tempat terbuat dari kayu. Setiap bangunan terdiri dari dua kamar.Jadi kamar kami bersebelahan dengan satu kamar lagi.  

Ya, karena resort ini berada di tepi pantai dan sisi bukit, sehingga bangunan kamar berada dinding bukit seperti rumah panggung yang menghadap ke laut. 

Kamar yang kami tempati ada balkon yang menghadap ke laut. Memang tidak langsung melihat laut karena masih ada bangunan kamar lainnya di depan. Tapi karena struktur tanahnya yang bertingkat, kami bisa tetap melihat laut di depannya. 

Ada kursi santai di balkon yang dibatasi pagar besi. Pintunya terdiri dari pintu kaca geser dan pintu penghalang nyamuk. Ada dua tempat tidur yang berhiaskan boneka gajah dari handuk dan bunga kemboja di atasnya.

Karena kami membawa tiga orang anak, ada sofa yang sudah diseting menjadi ekstra bed. Kemudian seperti pada umumnya hotel lain, ada nakas, kulkas dan tv. Cuma bedanya, semua kelengkapan untuk minum, seperti teko listrik, kopi gula dll disimpan rapi dalam laci di bawah meja tv. Begitu juga minibar yang punya lemari sendiri.

Lemari pakaian ada di sebelah pintu masuk ke kamar mandi. Terdiri dari dua pintu. Pintu sebelah kiri untuk rak dan safety box, sedangkan sebelah kanan untuk hanger. Ternyata ada jubah mandi/kimono cantik warna putih yang sudah tergantung manis.

Melongok ke dalam kamar mandi yang luas,ada shower room yang luas dibatasi kaca, toalet atau meja rias yang luas dengan berbagai perlengkapan mandi. Sedangkan kamar kecil atau WC berada di sisi kiri yang tertutup kaca tidak tembus pandang. 

Meski penat, tapi malam itu kami menghabiskan waktu mengobrol di balkon sambil menikmati makan malam yang sengaja dibawa dari luar. Saya juga mengeluarkan otak-otak yang sengaja dibawa dari Tanjungpinang.

Meski malam hari pemandangan ke arah laut tetap indah dengan kerlap kerlip lampu kapal di Selat Singapura. Puas ngobrol dengan Mba Anti kami masuk kamar untuk mandi dan bersiap tidur. Sementara krucils sudah asyik main tab dengan akses wifi hotel.

Mandi dengan air hangat membuat badan yang super capek segar kembali. Karena lupa membawa daster saya menggunakan kimono yang ternyata memang hangat karena tebal. 

Menikmati Syahdu Pagi di Nusa Indah

Alarm dari Hp Teh Lina berulang kali berbunyi membangunkan saya pagi itu. Kami segera bersiap untuk berburu sunrise di tepi pantai. Jam menunjukan pukul 5.30 pagi dan kami menyusuri jalan ke arah pantai. Melewati tangga dan kolam renang akhirnya sampai di tepi pantai. Tujuan kami ke Nusa Indah Island.

Nusa Indah Island adalah sebuah pulau karang kecil yang terletak sekitar 50 meter dari bibir pantai. Ada jembatan atau pelantar kayu akses ke sana. Di depan pulau itu ada jembatan juga sepanjang 220
meter. 
Pulau Nusa Indah bergaya Bali

Pagi itu begitu syahdu, langit masih gelap dan di laut kelap kelip lampu kapal masih terlihat. Sedangkan angin bertiup kencang dan ombak berdebur memecah karang. Begitu tenang dan damai melihat eksotisme resort itu di pagi hari.
View pagi ke arah Turi Beach Resort

Teh Lina dan Mba Menix berjalan duluan di depan, sementara saya masih sempat-sempat narsis karena moment pagi itu sangat sayang untuk diabaikan.
Suasananya bikin seger badan dan pikiran

Pulau Nusa Indah juga bernuansa Bali. Ada patung khas bali di tangga naiknya. Ada pepohonan dan tanaman yang sengaja dibiarkan tumbuh alami. Kemudian di ujungnya dibangun semacam mini pujasera untuk tamu menikmati keindahan pantai di sore hari. Tapi, melihat kondisi barnya, seperti sedang tahap hendak renovasi.
Jeti sepanjang 220 meter

Sebelum saya turun ke pelantar kayu sepanjang 220 meter itu, Teh Lina dan Mba Menix berbalik arah karena tempat itu dianggap tidak cocok untuk membidik sunrise.Tujuannya adalah sebuah pelantar kayu yang berada di sebelah kanan pulau itu berjarak sekitar 500 meter. Untuk mencapainya kami harus berjalan di tepi pantai, tepatnya menyusuri pinggir bukit. Ada jalan setapak yang memang sengaja dibangun untuk olahraga pagi dan sore wisatawan.
Jalan setapak yang kami lalui demi sunrise
Ternyata jalur itu sedang ada perbaikan, sehingga ada pengumuman dilarang masuk. Tapi kami tetap melewatinya. Kami harus berhati-hati agar duri pandan hutan tidak mengenai tubuh. Ternyata jalan setapak itu terputus di sisi yang agak lebar dan tinggi. Kami tidak bisa melanjutkan perjalan menuju pelantar yang dituju. Akhirnya spot itu dipilih untuk menunggu sunrise.
Kece banget tempatnya

Saya memperhatikan sekelilingnya. Tempat kami berdiri adalah tebing dengan batu karang dibawahnya. Ada sekitar 10-15 meter ke bawah. Sedangkan di belakang kami adalah bukit dengan pepohonan. Tempatnya eksotis banget dan kece untuk berfoto.

Tapi jangan coba-coba turun ke batu karang, karena jika terpeleset akan membahayakan karena ombak cukup besar dan resiko terbawa arus juga besar.
Sunrise yang malu malu
Meski dengan mengandalkan kamera hp saya berusaha mengabadikan keindahan pagi itu. Matahari yang ditunggu ternyata tidak menampakan wujudnya sesuai keinginan kami. Hanya pendar warna merah jingga yang semakin naik aja menunjukan matahari sudah terbit. Padahal kami berharap bisa melihat wujud dalam bentuk bola raksasa seolah keluar dari bawah laut.

Akhirnya kami meninggalkan lokasi itu untuk kembali ke hotel. Suasana masih sepi saat kami sampai di sekitar kolam renang. Hanya terlihat seorang petugas sedang membersihkan kolam dari dedaunan. 
Kolam renang nan biru

Usai mandi kami menuju restoran untuk sarapan pagi. Lokasinya di belakang lobby atau dekat kolam renang. Terlihat sudah ramai tamu lain sarapan. Restorannya terbilang luas dan nyaman. Namun lebih nyaman lagi melihat aneka sarapan di sana yang banyak banget. Ada bubur ayam, aneka pastry, sop mie, mie goreng, prata, nasi kuning dengan aneka lauk, salad buah, roti bakar dan aneka minuman segar.
Sarapan pagi nan memanjakan lidah

Saya memilih nasi kuning, ditambah mie goreng, kacang merah dan sosis yang ditaruh dalam 1 piring. Kemudian omelet dan sepiring kecil salad buah. Minumnya saya pilih sari jambu merah segar. 


Mba Anti menyempatkan juga menyambangi kami dan ikut sarapan, meski cuma segelas kopi. Di tengah asyik menikmati makanan yang enak itu, berbunyi musik lagu ulang tahun. Ternyata ada salah satu yang sedang ulang tahun dan seperti biasa Turi Beach memberikan suprise kue ulang tahun. Wah...benar-benar care pada tamu.
Sarapan pagi saya
Siang itu kami mau menghadiri acara Nongsa Regatta di Nongsa Point Marina and Resort, yang terletak bersebelahan dengan Turi Beach. Jadi jelang ke sana, usai saya harus menghabiskan waktu menikmati keindahan resort ini. 
Suprise ultah untuk tamu

Bersama Roy dan Mba Menix saya menuju sisi Tirta. Sesuai penjelasan singkat Mba Anty tadi malam, di sisi ini ada kolam renang juga dengan warna dasar kolam hijau. Berarti di Turi Beach ini ada dua kolam, yang satu warna dasar biru dan lebih cocok untuk anak-anak dan hijau lebih cocok untuk dewasa
Bagai lukisan
View di sisi Tirta ini tak kalah kecenya. Kolamnya yang berwarna hijau zamrud eksotis banget. Duh pengin nyebur aja. Jadi teringat anak saya yang pantang lihat kolam renang. Namun saya tidak membawanya ikut seperti biasanya, karena dilarang ayahnya.
Bikin betah banget

Bangunan kamar hotel di sini ini juga lebih modern. Di sisi ini juga terdapat arena untuk outbound karena ada sejumlah fasilitas permainan di sana.Selain itu ada penyewaan alat olahraga pantai, seperti jet sky dan sepeda. Di pantai juga ada lapangan bola volly pantai dan ayunan untuk berfoto ala-ala selebgram.
Ayo liburan ke sini

Saya menyusuri pantai menuju sekumpulan batu karang untuk berfoto. Tapi petugas keamanan melarang menaiki batu yang besar karena licin. Jadi deh berayun aja di ayunan.
Arena permainan

Penat menyusuri pantai, kami kembali ke sisi Riani. Di kolam renang, krucil sedang berenang. Ada gazebo yang disediakan berikut alat duduknya. 




Kami bersantai sejenak sambil menikmati semilir angin. Jangan takut kepanasan di sini karena teduh banget sebab semua spot dikeliling pephonan. Sepertinya enak juga tuh dipijat di sebuah gazebo khusus yang memang disediakan untuk massage. Tapi tidak mungkin donk saya buka-bukaan di sana hahaha.

Para wisatawan yang menginap di resort ini rata-rata dari mancanegara. Jadi tidak heran melihat wajah-wajah asing di sini. Rata-rata mereka membawa keluarga, sehingga memang banyak anak-anak bahkan bayi yang dibawa liburan ke sini.
Gazebo untuk massage

Matahari terus naik dan kami harus bersiap ke acara Nongsa Regatta di NPM. Padahal masih ingin leyeh-leyeh menikmati eksotisme mininya Bali di sini. 
Turis Korea

Semoga suatu saat bisa kembali ke sini. Terimakasih Mba Anti dan Pak Sumantri. Semoga Turi Beach Resort tetap menjadi pilihan menginap dan liburan keluarga dari mancanegara. 

Jika pengalaman saya ini tidak memuaskan Anda, ayo liburan ke Turi. Saya kira harga kamar sepadan dengan kepuasan yang akan didapatkan. Untuk kamar deluxe yang kami tempat itu, harga berkisar 1,3 juta jika dibooking di sejumlah situs reservasi online.


Turi Beach Resort 
Jl. Hang Lekiu, Sambau, Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau 29465, 
Indonesia























18 komentar untuk "Menikmati Eksotis Mini Bali di Turi Beach "

  1. 1,3 jt setara banget ya mba sama fasilitasnya...ah jadi pengen banget kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyess...puas deh keluarin duit segitu dan nikmati berbagai fasilitas

      Hapus
  2. Tempatnya kereeen... Waah bisa betah gamau pulang hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya mba...betah banget...nyaman banget di sini

      Hapus
  3. Bisanya cuma bisa bilang cakep bangeeet...:) pengen bobok cantik di hotel :D

    BalasHapus
  4. Kurang lama ya liburannya. Pengennya explore sambil jogging.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyess..klu kita datang siang..mungkin bisa explore lama ya teh

      Hapus
  5. Cakepnyaaa .. Kapan yaa aku bisa liburan mewah gitu :)
    Asyik nih mbaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti bisa mba suatu saat....asyik banget.pengin ke sini lagi hehe

      Hapus
  6. Aku pernah mba nginep disini waktu ada acara kantor. Dan asli emang cantik banget pemandangannya. Dan kolamnya itu looohhhh... bikin pengen nyebur. Sayang gak ada waktu dan gak bawa baju lebih.

    BalasHapus
  7. Suka suasana Turi Beach Resort ini.

    BalasHapus
  8. Turi Beach ini emang keceh banget ya viewnya.. Makanannya juga enak-enak. Pantes pak bos selalu ngajak kami buka puasa disini..

    BalasHapus
  9. Selama di Batam belum pernah nyebrang laut via Punggur ke Pinang atau kemanapun. Haaa jadi pengen balik ke Batam nih saya Uni. Btw, Turi Beach beneran kayak bali ya, apalagi sangat terlihat mewah. Cantik banget asli

    BalasHapus
  10. Tetep yang mencuri perhatian makanan dan kolam renanngnya =D

    BalasHapus
  11. waaahh ada kamarnya dari kayu ya kak...baru tau...heheheh kalo kesana cuma dekat kolam renang dan jembatannya ajah...

    BalasHapus