Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#PenyengatFest - Keramahan Melayu Dibalik Aneka Olahan Gonggong di Lomba Kuliner Festival Pulau Penyengat

lomba kuliner festival pulau penyengat memasak gonggong
Icip icip aneka kuliner melayu di Lomba Kuliner Festival Pulau Penyengat 
" Silahkan dek dicoba, nanti kempunan, " kata si ibu sambil menyodorkan sendok kecil kepada teman saya, Woko, teman saya sesama Blogger Kepri yang  berpenghasilan 7 juta sebulan dari youtube :) *informasi terakhir tolong diabaikan :D *

Woko yang dari tadi menunggu ibu itu memasak gonggong, langsung sumringah. Tidak sia-sia penantiannya berdiri lama di depan kompor *sekalian menghangatkan badan karena hujan :D*. Ia langsung menerima sendok yang berisi gonggong masak kecap manis.  " Bagaimana dek, enak ?' tanya si ibu lagi.

Woko hanya mengangguk-angguk sambil memberikan tanda dengan jempolnya. Ia tampak menikmati setiap kunyahan gonggong tersebut. 
lomba kuliner festival pulau penyengat memasak gonggong
Woko, si jomblo yang jatuh cinta dengan Gonggong

" Enak banget bu, saya belum pernah makan gonggong soalnya," akhirnya dia buka suara juga.

"Apaaa...kamu belum pernah makan gonggong ? saya terbahak mendengar pengakuannya, begitu juga si ibu.

"Memangnya kamu tinggal dimana, masak belom pernah makan gonggong ?" sekarang si ibu yang bertanya.

"Di Batam bu, baru 2 tahun lebih. Saya pikir gonggong itu yang kecil-kecil, ternyata seperti ini. Enak ya," tuturnya lugu.
lomba kuliner festival pulau penyengat memasak gonggong
Gonggong 

Saya pikir dia seperti saya yang belum pernah menikmati gonggong dengan olahan kecap manis. Selama ini saya menikmati gonggong dengan cara dicocol pakai sambal atau sambal kacang. Mata saya baru terbuka ketika menghadiri Lomba Kuliner Melayu di Festival Pulau Penyengat 2016, di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri pada Sabtu 20 Februari 2016. 

blogger kepri di lomba kuliner festival pulau penyengat 2016
Pais Gonggong
Beraneka olahan gonggong terhidang di meja peserta lomba kuliner, ada gonggong masak tauco, gonggong pepes, gonggong masak kecap manis, gonggong pindang dll. Para peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan pemilik usaha tempat makan itu berlomba menyajikan aneka olahan masakan Melayu. Saya salut dengan kreatifitas para ibu, karena selain memasak mereka juga harus menyajikannya dengan menarik sehingga membuat Woko makin ngiler :D
Kreatifitas menyajikan minuman

Tidak hanya olahan gonggong, aneka olahan ikan laut dan kue mue serta minuman khas Melayu membuat perut keroncongan karena aromanya sangat menggoda selera. Cuaca yang hujan sejak pagi tidak menyurutkan semangat para peserta lomba kuliner untuk menyajikan masakan terbaik mereka.
Memasak asam pedas

Saya dan apalagi Woko tidak kalah semangat untuk mengunjungi setiap meja peserta. Bertanya ini itu tentang aneka nama masakan yang kurang familiar di telinga saya dan endingnya mencicipi masakan yang baru masak :D *modus*

Salah satu olahan gonggong yang menarik hati adalah bernama Titik Pelapah. Gonggong ini dimasak pindang dengan rasa gurih, pedas dan asam. Kuahnya seger apalagi ditambah sambal asam. Olahan gonggong seperti itu memang jarang, namun kadang masih dipesan oleh turis dari Malaysia atau Singapura.
Titik Pelapah

Ternyata si ibu ini adalah pemilik sebuah kedai makan di Pulau Penyengat. 1 porsi biasanya dijual Rp 30 ribu. Ketika juri mencicipi masakan ini, ia menyarankan agar penyedap rasa dikurangi dan diganti dengan gula. 

Lomba Kuliner di Festival Pulau Penyengat tidak hanya menambah wawasan saya tentang aneka olahan masakan khas Melayu, tapi juga makin menyadarkan saya tentang keramahan masyarakat Melayu. Sikap terbuka dan "welcome" pada tamu bahkan budaya menjamu yang masih lestari.
Suasana lomba kuliner dan lihatlah Woko nungguin ibu-ibu masak :D 

Istilah kempunan sering terdengar ketika ada masakan atau makanan terhidang dan kita menolak untuk mencicipinya. Biasanya tuan rumah akan "memaksa" kita mencicipinya meski cuma secuil supaya tidak penasaran.

Terimakasih kepada ibu-ibu peserta lomba kuliner yang baik dan ramah, yang senang hati menjadikan saya tukang test rasa makanannya. Bagi saya semuanya enak apalagi kalau dibungkusi untuk bawa pulang...eh :D


























17 komentar untuk "#PenyengatFest - Keramahan Melayu Dibalik Aneka Olahan Gonggong di Lomba Kuliner Festival Pulau Penyengat"

  1. Blogger kepri yg berpenghasilan 7 jt maaakkkk ... ga tahan... hahaha. Woko mana woko... ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mmg kok mas bams hehehe...mau dicarikan bln depan :D

      Hapus
  2. Oihhhhh sedapppp nyooo gong gong....ane sempat icippp sotong masak lada hitam je....

    BalasHapus
  3. Oihhhhh sedapppp nyooo gong gong....ane sempat icippp sotong masak lada hitam je....

    BalasHapus
  4. Oooh saya baru tau.. Kenapa Woko masih jomblo sampe saat ini, ternyata dia jatuh cintanya bukan sama perempuan, tapi sama gonggong hahahaha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha.....fnti dr gonggong turun ke hati anak si ibu yg masak mba

      Hapus
  5. Oooh saya baru tau.. Kenapa Woko masih jomblo sampe saat ini, ternyata dia jatuh cintanya bukan sama perempuan, tapi sama gonggong hahahaha....

    BalasHapus
  6. Kemaren saya sudah menawarkan diri sama ibu2 peserta lomba untuk mencicipi masakannya. Tapi kata ibu2 itu belum boleh soalnya belum dinilai sama juri. -_____-" *belum rejeki blogger soleh kali yah*

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia..klu belum dinilai blm boleh...apalagi klu yg udah di piring ..kecuali masih di atas kompor spt yg modus woko lakukan :D

      Hapus
  7. Lumayan maren dapet icip2 sotong masak itam nya emak2 dari grup Tanjung Pinang Timur.....enak enak enak

    BalasHapus
  8. ngga sempet icip2 padahal pengen banget moto dan icip2

    BalasHapus
  9. Wah keren reportasenya, jadi kempunan nih.

    BalasHapus
  10. aku ga sempet icip gonggong :(

    BalasHapus
  11. Waah woko jadi paragraph utama tema penyengat kuliner xixixi. Ah kenapa pulak dia left grup...

    BalasHapus
  12. pingin makan gongong....gimana rasanya ya.....

    BalasHapus
  13. Gonggong itu favoritku waktu masih di Batam, dicocol saus nanas.

    BalasHapus