Berwisata ke Kota Tua Jakarta : Inspirasi dari Postingan Instagram Millenial
Spot centre Kota Tua Jakarta |
Sebagai pengguna aktif media sosial, salah satunya Instagram saya sering tertarik dengan postingan teman dan
pengguna Instagram khususnya tentang tempat wisata. Melihat postingan mereka khususnya para millenial yang berkunjung ke suatu destinasi membuat saya bermimpi suatu saat bisa ke
sana.
Salah satu destinasi wisata yang
sedang hits adalah Wisata Kota Tua Jakarta. Banyak postingan foto teman dan pengguna Instagram millenial menggunakan hashtag #KotaTuaJakarta dan #Wisatakotatua yang jumlahnya mencapai ratusan
ribu. Saya sangat penasaran dengan Kota Tua ini, karena Jakarta merupakan kota yang
pernah beberapa kali saya datangi untuk urusan pekerjaan maupun organisasi pada
10 tahun ke belakang.
Nah, waktu itu Kota Tua belum
pernah saya dengar. Entah mungkin juga karena media sosial khususnya Instagram belum
begitu booming seperti sekarang atau
sejak lima tahun lalu. Sehingga, ketika sekarang dengan banyaknya postingan
foto pengguna Instagram khususnya para millenial menggunakan hashtag #KotaTuaJakarta saya penasaran untuk
bisa berkunjung atau berwisata ke sini.
Akhirnya sampai juga di salah satu tempat swafoto favorit millenial di media sosial |
Impian akhirnya terwujud ketika
saya mengikuti sebuah pelatihan di Bekasi pada 2017 lalu. Saya senang
sekali karena berencana akan memanfaatkan waktu setelah pelatihan untuk
berwisata di seputaran Jakarta khususnya Kota Tua Jakarta sebelum kembali ke
kota saya.
Membuat Rencana Liburan
Untuk mewujudkan liburan singkat
di Kota Tua Jakarta, saya melakukan perencanaan dan riset dengan cara browsing tentang objek wisata apa
saja yang akan saya kunjungi di sana. Saya harus bisa memperkirakan waktu yang
singkat, karena sore harinya sekitar pukul 5 sore saya harus naik pesawat untuk
kembali ke Kota Tanjungpinang. Sehingga sekitar pukul 3 sore atau 3.30 sore saya
harus sampai di Bandara Soekarno Hatta.
Ternyata Kawasan Kota Tua Jakarta
itu luas dan saya membuat rencana berwisata fokus di pusatnya atau spot center
Kota Tua Jakarta yang berada di sekitar Museum Fatahillah yang sering terlihat
di postingan Instagram.
Setelah mempunyai target tempat
atau objek wisata di Kota Tua yang akan dikunjungi, selanjutnya adalah mencari
informasi tentang transportasi yang cepat dan terjangkau dari Bekasi ke Kota
Tua Jakarta yang berada di daerah Pinangsia, Jakarta Barat.
Pose di commuter line |
Dari hasil browsing saya
mendapatkan informasi jika dari Bekasi bisa menggunakan commuter line yang langsung ke Stasiun Jakarta Kota. Saya juga
mendapatkan harga dan waktu keberangkatan commuter
line dari Bekasi ke Jakarta Kota. Tarifnya membuat saya takjub yakni cuma
Rp 4 ribu !
kartu commuter lie |
Sedangkan dari Stasiun Jakarta
Kota sendiri ke Kota Tua Jakarta tidak perlu menaiki angkutan, sebab stasiun
itu sendiri sudah bagian dari kawasan Kota Tua dan cukup dilanjutkan dengan
berjalan kaki ke pusat Kota Tua sekitar lima menit.
Mengingat kawasan Wisata Kota Tua
Jakarta yang mulai buka pukul 9 pagi, saya merencanakan untuk check out dari hotel pukul 8 pagi,
karena masih membutuhkan waktu juga dari hotel ke stasiun. Untuk itu saya juga
mencari info tentang transportasi yang cepat ke Stasiun Bekasi dari hotel
tempat saya menginap di kawasan Bekasi Barat.
Dari beberapa pilihan
transportasi akhirnya saya memilih menggunakan angkutan online, supaya lebih
cepat dan gampang memesannya. Dari aplikasi angkutan online tu saya mencoba
melihat jarak dan biaya yang ternyata sangat murah, yakni cuma Rp 20 ribu
dengan lama perjalanan 15 menit.
Tidak hanya itu, saya juga
meriset tentang transportasi yang cepat dan gampang diakses dari kawasan Kota
Tua ke Bandara Soekarno Hatta. Dari hasil browsing saya memutuskan untuk naik
angkutan online karena lebih cepat daripada bus yang membutuhkan waktu lebih
lama. Tarifnya berdasarkan percobaan di aplikasi sekitar Rp 75 ribu.
Tidak hanya tentang objek wisata
dan transportasi saya juga melakukan riset tentang harga tiket masuk dan harga
makanan di tempat makan di sana. Setelah mendapatkan informasi, saya tahu
berapa biaya yang harus saya siapkan.
Mengenai tiket pesawat sudah
diurus oleh instansi yang mengundang, namun mengingat saya akan berwisata
sebentar di Kota Tua, saya sengaja meminta pesawat paling akhir pukul 5 sore.
Kebetulan penerbangan dari Jakarta ke Tanjungpinang ada penerbangan sore,
sehingga sangat mendukung rencana saya bisa lebih dahulu berwisata ke Kota Tua.
Kota Tua Jakarta yang Memesona dan Instagramable
Instagramable banget dan banyak sudut untuk swafoto |
Akhirnya hari H yang ditunggu datang juga. Setelah tuntas mengikuti pelatihan tiga hari di Bekasi, saya senang sekali bisa berwisata ke Kota Tua Jakarta. Saya mengajak seorang teman, Citra, untuk berwisata bareng saya dan ia setuju. Sebenarnya saya juga mengajak beberapa teman dari daerah lain, namun mereka menolak karena takut ketinggalan pesawat meski keberangkatan pesawat mereka juga sore.
Pagi hari, sesuai waktu yang
sudah saya rencanakan, jam 8 pagi kami check
out di hotel dan menunggu angkutan online yang sudah saya pesan. Ternyata
memang sebentar sekitar 15 menit kami sudah sampai di Stasiun Bekasi. Kami
membeli tiket sekali jalan dan ternyata agak antri dan kami naik commuter line
sekitar pukul 9.30 wib.
Penumpang waktu itu tidak terlalu
padat meski ada yang berdiri, mungkin karena bukan jam sibuk. Setelah melewati
beberapa stasiun, communter line berhenti di Stasiun Jakarta Kota atau
pemberhentian terakhir. Jarak tempuh kurang lebih sekitar 30 menit jarak antara
Bekasi ke Stasiun Jakarta Kota menurut saya sangat sebentar dan tidak terasa.
Stasiun Jakarta Kota yang instagramable |
Stasiun Jakarta Kota ini adalah
bangunan tua namun masih kokoh dengan arsitektur khas bangunan tempo dulu. Saya
terpesona dengan bangunan stasiun ini dan menyempatkan swafoto untuk diposting di media sosial.
Setelah itu kami keluar melalui
pintu sebelah kanan dan kemudian menuju Museum Bank Mandiri sebagai tujuan
pertama. Museum ini persis berada di sebelah stasiun. Cukup menyeberang jalan
dan sampai. Sebelum masuk diwajibkan menitipkan barang bawaan di loker.
Tiketnya sangat murah hanya Rp 5 ribu untuk umum. Untuk pelajar dan nasabah
Bank Mandiri hanya Rp 2 ribu. Kemudian untuk turis mancanegara Rp 10 ribu.
Museum ini buka setiap hari kecuali hari Senin mulai pukul 09.00- 15.30 WIB .
Dalam museum ini kami menelusuri
ruangan pertama hingga akhir yang menceritakan tentang sejarah Bank Mandiri,
tentang sejarah bank pada masa zaman Belanda, tentang cara menabung, tentang
perkebunan dan kaitannya dengan uang. Kemudian ada ruang pajang yang berkaitan
dengan peralatan bank, seperti buku besar, alat hitung, stempel hingga brankas.
Meski terkesan “jadul” museum ini
mempunya sejumlah spot foto yang instagramable khususnya yang berlatar barang-barang
yang sengaja dipajang sedemikian rupa, sehingga menciptakan keunikan
tersendiri.
salah satu spot instagramable di museum bank mandiri |
Dari Museum Bank Mandiri kami melanjutkan
ke Museum Bank Indonesia yang letaknya bersebelahan. Dengan berjalan kaki
sekitar 50 meter kami memasuki area museum yang berwarna putih itu. di Museum
Bank Indonesia ini kami harus melewati pemeriksaan x-ray. Kemudian barang
dititip di loker. Jika di Museum Bank Mandiri boleh membawa tas kecil, di sini
tidak boleh. Hanya kamera dan hp yang boleh dibawa.
Tiket masuk ke Museum Bank
Indonesia juga Rp 5 ribu. Bangunan Museum Bank Indonesia ini lebih megah dari
Museum Bank Mandiri. Gedungnya ala Belanda dengan langit-langit tinggi dengan
cat putih terang. Dari awal menjejakan kaki di museum ini aura instagramable
sudah sangat terasa !
Meseum Bank Indonesia yang instagramable sejak dari luar |
Kami memulai dari sayap sebelah
kanan, melewati ruangan demi ruangan yang menceritakan tentang kondisi negara
Indonesia dari masa penjajahan. Ada diorama tentang perjuangan bangsa Indonesia
yang dipercantik dengan lampu dan laser. Jadi di sini kamera hp dilarang
menggunakan blitz.
Kemudian terus melewati ruangan yang menceritakan tentang kondisi ekonomi bangsa Indonesia, dari masa penjajahan hingga krisis moneter yang melanda negara ini. Semua diceritakan dalam bentuk diorama dan tv display. Penjelasan di Museum Bank Indonesia ini lebih canggih dan melibatkan teknologi digital dibanding Museum Bank Mandiri.
Jika sepi spot di sini keren banget untuk swafoto sendiri di Museum Bank Indonesia |
Kemudian terus melewati ruangan yang menceritakan tentang kondisi ekonomi bangsa Indonesia, dari masa penjajahan hingga krisis moneter yang melanda negara ini. Semua diceritakan dalam bentuk diorama dan tv display. Penjelasan di Museum Bank Indonesia ini lebih canggih dan melibatkan teknologi digital dibanding Museum Bank Mandiri.
Peta zaman Belanda di dinding jadi salah satu spot foto favorit di Museum Bank Indonesia |
Kami juga memasuki ruang pajang
uang dari masa ke masa, baik uang koin hingga uang kertas. Di museum ini saya
baru mengetahui jika ada uang KR atau uang khusus Kepulauan Riau yang sengaja
diterbitkan pada tahun 1963 untuk mengurangi pemakaian uang dollar himalaya.
Kemudian setelah itu baru uang rupiah diberlakukan di Kepulauan Riau.
Bisa dikatakan Museum Bank
Indonesia juara banget untuk spot foto instagramble, karena banyak terdapat
spot-spot foto yang keren dan bikin nagih terus berswafoto dengan berbagai
gaya.
Dari Museum Bank Indonesia kami
melanjutkan ke alun-alun Kota Tua yang letaknya sekitar 500 meter dari Museum
Bank Indonesia. Cukup berjalan sekitar 10 menit kemudian sudah sampai di
alun-alun yang dikeliling sejumlah bangunan bersejarah, seperti Museum Wayang,
Museum Fatahillah, Museum Keramik, Gedung Jasindo, Pos Indonesia dan bangunan
tua lainnya bahkan ada yang dijadikan kafe.
Wow, saya berdecak kagum. Baru
memasuki spot center Kota Tua Jakarta saja sudah instagramable banget. Bangunan
tua yang menjadi kafe sangat cantik menjadi latar foto, sepeda ontel dan none
Belanda juga objek yang menarik !
Kami memasuki Museum Fatahillah.
Bangunan ini juga bangunan tua dengan display foto-foto tentang perjuangan
Fatahillah atau Falatehan melawan Belanda. Foto perlengkapan perang juga
dipajang di sini seperti tombak dan pedang.
Museum Fatahillah ini juga tempat
yang instagramble untuk berswafoto. Bagian depannya menjadi favorit
pengunjung. Begitu juga bagian belakangnya. Berbagai gaya tidak cukup
diabadikan dari beberapa sudut. Pokoknya memesona banget.
Museum Fatahillah juga favorit untuk latar swafoto |
Selanjutnya kami memasuki Museum
Wayang. Di sini juga hanya dikenakan Rp 5 ribu untuk masuk. Museum Wayang ini
juga bangunan lama yang terdapat di samping kiri alun alun atau lapangan
Fatahillah. Untuk masuk kami juga hanya membayar Rp 5 ribu. Murah meriah banget
untuk bisa melihat dan mengeksplore museum ini.
Museum ini ada dua lantai. Di
sini dipajang berbagai wayang, baik wayang kulit dan wayang golek dari berbagai
indonesia. Bahkan wayang wayang dari negara lain seperti Rusia. Ada juga
dipajang alat-alat yang mendukung seni pertunjukan wayang.
Meski museum ini lebih kecil dari
museum-museum sebelumnya yang kami masuki, tapi tetap saja memesona dan kami
berswafoto di berbagai sudut yang keren ketika tampil di layar smartphone.
Jam menunjukan pukul dua. Berarti
sudah lebih kurang 4 jam kami di sini. Tapi belum semua tempat dijelajahi.
Tapi ratusan foto sudah tersimpan di hp. Tidak kebayang jika semua kawasan Kota Tua kami jelejahi, mungkin bisa penuh memory card .
Saya dan Citra sepakat berpisah
di Museum Wayang. Ia akan ke tempat temannya karena harus menginap dua
malam untuk suatu urusan. Rencana makan siang di sebuah kafe kami batalkan
karena saya memutuskan makan di bandara untuk mengantisipasi macet dan telat
sampai di sana.
Saya menuju bagian pusat
informasi wisata Kota Tua Jakarta yang berada di salah satu sudut pintu keluar.
Hal itu saya lakukan supaya mudah untuk menunggu angkutan online dan memberi
tanda ke pengemudinya.
Sambil menunggu angkutan online
saya mengamati sekeliling alun alun yang makin ramai pengunjung. Meski cuaca
lumayan panas, tapi tetap saja ada yang menaiki sepeda ontel dan berswafoto di tengahnya. Banyak juga pedagang yang berjualan di pinggir jalan atau
samping Museum Fatahillah. Untuk mengganjal perut, saya makan roti yang saya bawa dari hotel dan menumpang duduk di pos pusat informasi.
Akhirnya angkutan online yang
berupa taksi berwarna biru itu datang dan melaju ke bandara. Lumayan macet
namun saya tetap tenang karena sudah check in online. Dalam perjalanan sempat
tertidur dan ternyata sudah sampai di terminal 2 sekitar pukul 15.30 sore.
Saya memutuskan untuk makan siang
yang sudah telat di sebuah restoran fast food dan setelah itu masih sempat cuci
mata di sejumlah toko. Pukul 16.30 saya menuju gate 4 menunggu pesawat dan
pukul 17.00 wib pesawat datang.
Kekhawatiran teman dari daerah
lain yang sebelumnya sempat saya ajak untuk berwisata singkat ke Kota Tua
Jakarta ternyata tidak terjadi. Mereka khawatir ketinggalan pesawat. Padahal
jadwalnya cuma beda 1,5 jam dari jadwal pesawat saya. Ternyata berwisata
singkat di Jakarta juga bisa kok sambil memanfaatkan waktu sebelum ke bandara.
Bagi kamu yang ingin berwisata ke
Kota Tua Jakarta gampang kok. Kawasan ini bisa dijangkau oleh kereta
Jabodetabek dan turun di Stasiun Jakarta Kota. Rute mikrolet dan busway juga banyak
melewati kawasan ini. Bagaimana, tertarik kan berwisata ke Kota Tua
Jakarta ? tentu donk. Pokoknya murah meriah berwisata ke sini.
Akhirnya kembali ke Tanjungpinang dan berharap bisa kembali ke Jakarta untuk menjelajahi setiap sudut destinasi wisata yang belum sempat didatangi |
Wuluh suka menjelajahi kota kota bersejarah nan legend ya mba, gimana ke.lawang sewu d Semarang udah belum 🤗ntar tak temeni ya
BalasHapusWah asik bgt bs ke daerah kotu, aku selama main ke JKT blm pernah ke kotu kak wkkwkw, jadi mupeng jg deh hehe
BalasHapusDatang ke Kota Tua sebaiknya pagi2 bangeeettt kali ya.
BalasHapusWaktu itu aku datang sore sih, tapi cuacanya panasss :D
Aktivitas di sana menarik banget!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Mengenang sejarah membuat kita semakin menghargai beratnya kemerdekaan yang kita raih, selain itu kita juga jadi ingat bahwa kita sebagai generasi yang sekarang harus saling support untuk menjaga keutuhan negara Indonesia
BalasHapusWisata Kawasan Kota Tua Jakarta emang destinasi murah meriah di Ibu Kota. Bagi yang suka vintage dan sejarah wajib ke sini sih. Semoga saya ntar bisa jalan-jalan ke Tanjung Pinang. Saya cuma dipamerin foto2 bagus dari teman yang bekerja di sana dulu. Hehehe..
BalasHapusWaduh seru short trip di Kota Tua Jakarta. Aku aja yang sering mampir ke stasiun Kota, belum total keliling area wisata di sana. Segera kembali ya ke Jakarta.
BalasHapusBagus banget foto-fotonya, dapet feel klasiknya. Kapan ya kami ada kesempatan untuk bisa berkunjung ke Kota Tua Jakarta juga.
BalasHapusAku kapan ke Tanjung Pinang, ajak jalan2 juga yah... mau banget kalo bisa akhir tahun ini. aamiin, kalo ke kota tua udah beberapa kali sih, seru buat befotoan yah
BalasHapusUhhh keren mbaa... one day trip yang tepat hahaha di kota tua banyak destinasi sejarah. Masih banyak loh mba destinasi asik di jakarta lainnya. Kapan2 main lagi mba
BalasHapusEnjoy mba. Kalau nggak jadul nggak kota tua dong hahahaha. Kalau trip ke sini pokoknya jangan lupa tabir surya , topi , kacamata karena panas hehe
BalasHapusPilihan obyek wisatanya banyak ya di sekitar Kota Tua ini. bisa seharian sendiri klo mau datengin semua nih..
BalasHapusAKu jd keinget pas dulu msh tinggal di Sby kalau ke Jkt Kota Tua juga jujuganku mbak :D
BalasHapusSoalnya di sana kita bisa wisata sejarah dan cukup lengkap pula yang bisa dilihat mulai dr museum, sampai kalau kita sepedaan bisa nyampek pelabuhan katanyak, tapi aku blm pernah nyobain sih sepedaan sampai pelabuhan
Nti klo ke kotu lg kabarin y mba Kita kopdaran dkt dari rumahku ini cuma Naik kereta lsg sampe,, hv fun y kak menikmati Jakarta walaupun panasss
BalasHapusBerkali kali ke Kotu sejak anak-anak hingga jadi orangtua, tetap selalu rindu ke sana. Entah kenapa, mungkin karena terlalu banyak cerita di sana
BalasHapusWah sama dong mba saya juga penasaran pergi ke Kotu akhirnya kesampaian juga bersepeda di kota tua sekalian mampir ke museum Bank Indonesia
BalasHapus