Launching Novel Love Catcher : Kebersamaan Dalam Keseruan yang Bersahaja
Meski sering foto bareng, tapi tetap bangga ikut berfoto di acara launching ini |
Saya kaget ketika suami membangunkan dari ketiduran. Ia
mengingatkan saya yang ada agenda malam itu. Ya ampun, hampir saja saya
melewatkan janji menghadiri acara launching novel terbaru karya teman baik
Riawani Elyta yang akrab saya panggil Kak Ria. Ya, Minggu malam, 25 Februari 2018, Kak Ria
Launching Novel Love Catcher terbitan Gagas Media, yang merupakan novelnya ke
17. Selain novel Kak Ria juga sudah menerbitkan 7 buku nonfiksi.
Acaranya sederhana namun penuh kebersamaan dan menginspirasi |
Kegiatan tadi siang sebelumnya ternyata membuat tubuh yang
kurang fit jadi kecapekan. Tapi Alhamdulillah melihat jam di dinding saya masih
bisa berburu waktu ke lokasi acara yang berada di Kafe Qong Kali Qong, Jl. Agus
Salim Tanjungpinang.
Sampai di lokasi acara ternyata belum berlangsung. Acara digelar di halaman kafe dengan suasana santai. Saya disambut oleh panitia kecil yang juga sekaligus menunggu stand buku yang dijual dengan harga istimewa yakni hanya Rp 60 ribu namun dapat beberapa keuntungan dan voucher. Tempat duduk undangan dan “panggung” penulis diatur segi empat. Jadi fokus utama
pandangan undangan adalah kepada tempat duduk Kak Ria dan MC yang terdiri dari
sofa, meja kecil dan banner kegiatan. Ada juga undangan sekaligus pengunjung
kafe yang duduk di teras lantai dua kafe tersebut.
Suasana santai dan kebersamaan terasa, karena undangan yang
hadir rata-rata saling kenal karena berasal dari sesama komunitas, teman-teman
dan pembaca buku Kak Ria. Sekitar jam 8 malam, Mas Denny selaku MC membuka
acara dan Kak Ria pun sebagai bintang malam itu duduk di depan.
Wanita cantik yang berprofesi sebagai aparatur sipil negara
(ASN) ini memaparkan tentang latar belakang ia menggelar launching novel ke 17
ini di Kota Tanjungpinang. Menurutnya selama ini buku-buku sebelumnya malah
digelar di kota lain, seperti Jakarta dan Batam. Dipilihnya Kota Tanjungpinang
yang merupakan kota kelahiran dan menetap saat ini berkat dorongan dari teman-temannya.
Novel Kak Ria yang ke 17 |
Novel Love Catcher sendiri adalah proyek buku bertema cinta
dari penerbit Gagas Media. Novel yang dikerjakan selama kurang lebih 5 bulan
ini bercerita bercerita dengan latar tema kuliner dan realita cinta. Kisahnya
tentang semangat bisnis seorang wanita, Chocolita, dalam jatuh bangun dalam
membangun bisnisnya hingga bisa mendirikan sebuah kafe.
Meski bertema cinta, namun novel ini tetap santun dan
memperhatikan berbagai dampak dari pembaca. Sehingga dalam novel ini sangat
minim adegan atau ucapan yang membuat pembaca terbawa atau mengkhayalkan
sesuatu.
“ Saya juga ikut berdosa jika apa yang saya tulis membuat
pembaca berdosa karena membayangkan sesuatu,” tutur ibu dari 3 anak ini.
Diakuinya, gaya penulisan dalam Love Catcher ini berbeda
dari novel-novel sebelumnya. Ia menampilkan kisah yang lebih berwarna namun
dekat dengan realita dan tetap ada solusi dari konflik yang dialami para
tokohnya.
atusias undangan mengajukan pertanyaan |
Sesi berikutnya adalah pertanyaan dari undangan yang dimulai
dari seorang bapak yang mempertanyakan judul novel tersebut. Menanggapi hal itu
Kak Ria menjelaskan novel terbarunya ini murni diterbitkan di penerbit tanpa
ada campur tangannya dalam biaya percetakan. Ia hanya memberikan naskah yang
kemudian diedit dan diterbitkan penerbit.
“ Penerbit sebagai pihak yang memproduksi novel ini tentu juga memikirkan sisi marketingnya. Bahkan saat ini judul dengan bahasa inggris seperti love catcher ini dianggap lebih menjual,” jelasnya.
“ Penerbit sebagai pihak yang memproduksi novel ini tentu juga memikirkan sisi marketingnya. Bahkan saat ini judul dengan bahasa inggris seperti love catcher ini dianggap lebih menjual,” jelasnya.
Selain pertanyaan juga ada support dasri undangan |
Beruntun pertanyaan lainnya dijawab oleh Kak Ria, seperti
tentang kiblat kepenulisannya, berapa lama menulis dan tips dalam menulis. Semua dijawab Kak Ria
dengan lugas diselingi canda. Saya sendiri juga ikut memberikan pernyataan
tentang kekaguman saya kepada sosok yang sangat humble dan bersahaja ini.
Teman sesama blogger dan komunitas |
Karena meski sudah menerbitkan belasan buku dari penerbit
besar, tapi Kak Ria tetap pribadi yang rendah hati. Malah saya yang sering
gregetan ketika ada kegiatan yang terkait dan melibatkan penulis di Kota
Tanjungpinang, namun Kak Ria tidak dilibatkan.
Tandatangan di novel terbaru |
Saya berharap dengan adanya launching novel Kak Ria di
Tanjungpinang ini, bisa membuka mata dan pihak pihak terkait. Sehingga sebagai
sumber daya potensial dalam bidang kepenulisan, Kak Ria bisa diundang sebagai
mentor untuk memotivasi dan menginspirasi generasi di kota ini untuk menulis.
Karena Tanjungpinang sebagai tempat kelahiran Raja Ali Haji, pahlawan nasional
bidang bahasa, harus punya generasi penerus yang harus terus tumbuh dengan
berbagai karya kepenulisan.
Sebenarnya menjadi mentor menulis sudah dilakukan Kak Ria,
namun lebih banyak online. Pesertanya malah dari berbagai kota. Bahkan saat ini
melalui whatsapp grup Kak Ria juga membuka pelatihan menulis artikel inspirasi.
Alhamdulillah dapat dua buku malam itu |
Malam itu acara launching Novel Love Catcher berakhir happy
ending karena nyaris semua undangan mendapatkan hadiah dari yang mengajukan pertanyaan maupun doorprize berupa buku buku
karangan Kak Ria maupun barang dan makanan dari sejumlah sponsor.
Antri untuk tandatangan |
Selamat ya Kak Riawani Elyta, semoga terus berkarya dan
tetap menjadi pribadi yang bersahaja namun memotivasi dan menginspirasi kami
untuk juga tekun berkarya. Terimakasih juga atas bingkisan bukunya.
Asyiiiik yaa dpat novel gratiiiiss + tandatangan penulisnya
BalasHapusAcara yang seru dan susah move on, karena banyak hadiahnya ��
BalasHapusPunya agenda wajib membaca diantara aktivitas padat. Motivasi semangat membaca banget 😉
BalasHapusRutinitas padat tapi Kak Riawani Elyta bisa melahirkan novel. Kereeeennnnn...
BalasHapusAku gagal fokus gara-gara baca nama kafenya, Mbak. Qong Kali Qong. ahahahaha kreatif banget.
BalasHapusAku belum pernah baca bukunya Riawati ini, tapi aku tersentuh pas dibilang meski buku bertema cinta tapi tetap santun.