Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika Obat Bukan Penyembuh Utama Dikala Sakit



Sakit bukanlah hal yang diinginkan setiap orang, karena kalau sudah jatuh sakit semua terasa tidak nyaman. Bukan hanya tubuh, tapi perasaan bahkan berimbas kepada orang yang sehat. Minum obat dan istirahat yang cukup adalah solusi untuk kita yang sakit.


Tapi, ternyata ketika sakit, bukan hanya obat saja yang dibutuhkan, tapi juga perhatian dari orang-orang terdekat, entah itu pasangan maupun anak dan orang sekitar. Perhatian kecil dari mereka, kadang bisa melebihi obat dan membuat hidup lebih semangat.

Seperti mengingatkan minum obat, membuatkan makanan atau minuman yang dianjurkan dokter serta menyentuh fisik, seperti mencium kening, mengusap wajah atau sekedar menanyakan kabar dan memberikan support untuk sembuh. Pokoknya perhatian-perhatian seperti itu sangat mempengaruhi proses penyembuhan, setidaknya itu yang saya rasakan. 

Seperti ketika saya penyakit maag saya kambuh dan harus istirahat di rumah, Fitry, gadis cilik ceriwis kesayangan saya akan memijat-mijat tangan saya. Membelai rambut saya dan mencium pipi saya. " Bunda jangan sedih, ada pipi (panggilannya) kok yang jaga bunda," ujarnya yang bikin haru.

Sementara hubby akan mengerjakan semua pekerjaan rumah dan menanyakan makanan yang saya mau, asal yang tidak termasuk pantangan penyakit maag. 

Tapi, ternyata perhatian dari orang-orang terdekat tidaklah cukup. Perhatian dari dokter juga sangat mempengaruhi lho. Seperti yang saya rasakan beberapa waktu lalu ketika berobat ke sebuah klinik. 

Kebetulan kaki sekitar tengkuk dan punggung sering sakit, pegal dan nyeri. Terapi massage ternyata hanya berpengaruh sementara dan kemudian kambuh lagi. Akhirnya saya berpikir konsultasi dokter adalah pilihan yang tepat.

Saya memutuskan pergi ke klinik dekat rumah. Dokter yang menerima seorang wanita yang masih muda. Orangnya ramah dan senyumnya membuat adem. Saya menjelaskan kondisi saya dan dokter itu mendengarkan dengan seksama.

Usai mendengarkan penjelasan saya, dokter itu menanyakan pekerjaan saya dan aktifitas sehari-hari. " Mungkin karena pengaruh pekerjaan ibu yang lebih banyak duduk di depan komputer dan jarang bergerak," ujarnya.

Saya membenarkan, karena saya nyaris bisa dikatakan tidak pernah berolahraga. Sementara di kantor jika sudah asyik dengan pekerjaan juga lupa untuk sekedar menggerakan badan.

Dokter itu menyarankan saya untuk setiap 1-2 jam melakukan gerakan kecil  dan jika masih merasa nyeri dan pegal, bisa melakukan terapi dengan membalurkan botol yang berisi air hangat ke bagian punggung yang sakit.

" Caranya seperti ini bu, botolnya diusapkan dari atas kebawah..minta tolong suami atau anak, nanti pasti terasa nyaman," terangnya sambil mempraktekan di punggung saya. Bahkan itu dokter sempatnya memijat-mijat punggung saya. Hmmm...nyaman banget...kalau bisa diteruskan saja dokter hehehe

Tak terasa lebih setengah jam konsultasi berlangsung dan dokter memberikan obat anti nyeri dan vitamin plus saran untuk banyak bergerak supaya peredaran darah lancar.

Pengalaman bersama dokter di klinik yang terbilang baru itu saya ceritakan ke teman-teman. Karena jarang lho dokter yang mau menyediakan waktu hingga 30 menit untuk konsultasi apalagi pake kartu jaminan kesehatan umum. Paling banter 10 menit ditanya dan diperiksa lalu dikasi resep obat untuk ditebus.

Seminggu kemudian saya kembali ke klinik tersebut, tapi mengobati anak yang demam. Ketika melihat wajah saya, itu dokter langsung bertanya tentang kondisi saya. "Bagaimana kabarnya bu ? punggung masih terasa pegal ?" tanyanya ramah.

Duh...ini dokter perhatian banget dengan pasiennya. Bukankah pasiennya bisa puluhan orang, tapi tetap ingat dengan wajah dan keluhan setiap pasien. " Alhamdulillah, sudah mulai berkurang dok. Saya sudah mengikuti saran dokter," jawab saya sumringah dan merasa makin sehat. 

Nah, beberapa hari lalu, tiba-tiba saja kaki saya nyeri di bagian telapak kaki kiri dan menjalar hingga ke betis. Padahal saya sedang bekerja di kantor. Saya mencoba mengingat-ngingat apakah saya pernah jatuh atau terkilir dan rasanya tidak ada ada. 

Saya mencoba mencari tentang kondisi apa yang saya alami di internet, tapi banyak artikel tidak membuat saya puas. Sementara untuk pergi ke dokter harus menunggu sore. Kemudian ketika saya membuat keluhan saya di socmed, eh seorang teman merekomendasikan tempat konsultasi dokter yang sangat mudah diakses, tanpa harus menunggu pulang kerja atau meninggalkan aktifitas lainnya. 

Tempat konsultasi dokter itu ternyata sebuah aplikasi online yang bisa diunduh smart phone. Intinya aplikasi yang bernama Konsula tersebut menghadirkan solusi kesehatan dalam genggaman
Di aplikasi tersebut kita bisa menemukan segala bentuk pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, meliputi :
  • konsultasi dokter online
  • direktori dokter dan rumah sakit
  • pembuatan janji dengan dokter secara online
  • dan fitur kesehatan lain
Di aplikasi tersebut kita juga bisa akses Teledokter dan Chat Dokter. Jadi kita bisa menanyakan masalah kesehatan langsung dengan tim dokter yang berpengalaman dan profesional melalui telepon atau chat. Bayangkan deh, nyamannya bisa konsultasi langsung dengan tim dokter yang berpengalaman disambi curhat hehehe....Obat mah lewat. 

 Tidak hanya itu di aplikasi juga ada fitur E-Store, yang mana kita akan mudah menemukan paket-paket kesehatan menarik dari berbagai klinik, laboratorium dan Rumah Sakit yang bekerja sama dengan dengan Konsula

Bahkan lebih mudahnya, juga ada fitur Direktori dan Buat Janji Online. Sehingga menemukan dan membuat janji dengan dokter maupun klinik yang sesuai menjadi lebih gampang.

Yuk tunggu apalagi, langsung unduh dan gunakan aplikasi ini sebagai sahabat kesehatan anda. 















 






6 komentar untuk "Ketika Obat Bukan Penyembuh Utama Dikala Sakit"

  1. kalau curhat tentang cinta kemana mba , hehe

    BalasHapus
  2. pegel punggung emang enaknya dipijit, apalagi kalo yg mijit suami hehe

    BalasHapus
  3. Waah enaknya kalau bisa konsultasi online. Masa orang sakit harus antri lama kalau dokternya laris.

    BalasHapus