Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pilih Kerja atau Fitry

Entah mengapa akhir-akhir ini saya tergoda lagi untuk bekerja. Keinginan itu sering muncul namun tiba-tiba terpendam lagi ketika memandang wajah putri semata wayangku yang baru berusia 2,4 tahun.

Sebuah dilema yang luar biasa. Antara ingin kembali bekerja, bisa punya penghasilan sendiri atau tetap setiap 24 jam mendampingi buah hatiku yang sedang aktifnya.

Memilih antara dua itu adalah keputusan yang sangat berat. Membayangkan, Fitry yang selama ini tak pernah ditinggal lama
kerja di rumah sambil mengasuh anak
seharian, tapi ketika saya kembali bekerja tentu dia akan ditinggal dari pagi sampai sore. 

Membayangkan Fitry dititip ke tempat penitipan anak, harus berebut perhatian pengasuh yang jumlahnya tidak seberapa, berbagi mainan dan harus menyesuaikan diri membuat keinginan untuk bekerja surut.

Tak bisa membayangkan Fitry yang aktif, suka ngoceh dan selalu mendapatkan perhatian penuh dari saya, kemudian harus sabar menunggu perhatian dari para pengasuh yang juga mungkin sibuk mengurus anak-anak lain.

Tapi, keinginan untuk kembali bekerja juga muncul kembali saat permintaan kiriman uang dari ibu di kampung datang. Ya, saya sejak lama memang menjadi tulang punggung ibu dan adik-adik. Ayah yang sudah tua dan tidak kuat bekerja lagi, membuat saya harus menghidupi orang tua dan dua adik saya yang masih sekolah.

Waktu masih bekerja, kondisi ini tidak terlalu berat karena saya punya penghasilan sendiri. Tapi, sejak tidak bekerja mulai terasa hidup harus pas-pasan karena semua kebutuhan rumah tangga dan uang kiriman untuk ke ibu harus ditanggung dari penghasilan suami.

Maaf, bukan mengeluhkan uang dari suami yang tidak cukup. Kalau untuk keluarga kecil kami penghasilan suami saya sangat mencukupi. Tapi, ketika harus menghidupi satu keluarga lain di kampung tentu harus berhemat agar semua bisa tercukupi. 

Untuk bisa bekerja di dari rumah, saya pernah mencobanya dengan berbisnis pakaian kecil-kecilan.Di jual ke teman, tetangga dan online, tapi belum bisa membantu.

Kemarin iseng-iseng inbox tman kerja dulu yang sekarang sudah jadi direktur nanya lowongan kerja di kantornya. Diresponnya dengan baik dan menyuruh saya untuk memasukan lamaran. Tapi, ketika peluang itu sudah ada, kembali keraguan antara harus memilih Fitry atau bekerja kembali mengganggu...oohh Tuhan..semoga diberikan kemudahan untuk saya..aamiin

Posting Komentar untuk "Pilih Kerja atau Fitry "