Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tak Seperti Promosinya

Tak seperti promosinya. Begitulah komentar kecewa saya ketika membaca sebuah buku yang habis-habisan dipromosikan melalui FB. Dengan promosi yang mengutip sedikit bagian cerita buku, membuat saya penasaran. Tapi ketika dibeli dan dibaca, saya hanya membuka beberapa lembar dan kemudian buku itu harus bersabar dibaca ketika saya tidak lagi punya bahan bacaan.

Bukan sok, tapi saya kecewa dengan promosi yang berlebihan seperti itu. Sebagai pembeli dan pembaca saya merasa terkecoh. Padahal saya sudah membayangkan isi buku itu luar biasa dan menyenangkan. Karena promosinya begitu gencar.

Setidaknya ada tiga buku dari dua penulis berbeda yang hanya beberapa lembar saya baca dan kemudian diletakan di lemari.Semoga saya ingat untuk kembali meneruskan membacanya.

Ya, saya tahu penulis itu menerbitkan sendiri bukunya alias penerbit indie. Tentu ia harus bekerja keras agar bukunya bisa terjual dan ongkos cetak tertutupi. Tapi, kalau dengan cara seperti itu terkesan hanya mementingkan uang saja. Bukan kepuasan pembaca, apalagi kebutuhan pembaca akan informasi dan hasil dari membaca tidak terpenuhi.

Ini adalah pelajaran bagi saya untuk tidak tergoda membeli buku yang isinya ternyata tidak menarik. Dan saya pun sudah malas mengomentari status dari para penulisnya.

Posting Komentar untuk "Tak Seperti Promosinya"