Resiko Bergonta-Ganti Pasangan Seksual
Anda belum menikah ? jangan coba-coba
melakukan hubungan seksual. Karena selain dilarang oleh agama juga resikonya
besar, salah satunya terkena penyakit kelamin atau yang berhubungan dengan
seksual. Resiko terkena penyakit kelamin juga rentan terhadap pasangan suami
atau istri yang berganti-ganti pasangan seksual atau tidak setia.
Padahal kesetiaan kepada pasangan suami
atau istri adalah sebuah komitmen ketika sudah berumah tangga. Selain karena
kewajiban sebagai orang yang sudah menikah, tidak bergonta-ganti pasangan dalam
melakukan hubungan seksual juga akan menghindarkan Anda dari resiko penyakit
kronis yang bisa mematikan. Salah satu contohnya adalah penyakit kanker rahim
pada wanita. Penyakit kanker rahim sendiri dibagi dalam beberapa jenis sesuai
dengan lokasi sel kanker yang terjadi. Dimana salah satu jenis penyakit kanker
rahim ini menjadi mesin pembunuh kedua terbanyak untuk wanita yaitu kanker
serviks atau kanker leher rahim.
Kanker serviks adalah adanya sel kanker
atau sel abnormal yang berada di leher rahim. Leher rahim adalah penghubung
antara mulut rahim ke dinding atau rongga rahim. Disanalah HPV 16 dan HPV 18
seringkali berkembang dengan tidak normal dan menjadi pemicu terbentuknya sel
kanker. Bagi mereka wanita yang sering bergonta-ganti pasangan akan menambah
resiko terkena sel kanker karena HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Peningkatan resiko seorang wanita bisa
terkena kanker leher rahim juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
- Faktor genetik dimana wanita dengan keluarga yang memiliki riwayat kanker serviks akan memiliki resiko yang lebih besar.
- Wanita merokok atau sering terkena paparan asap rokok.
- Wanita yang melahirkan di usia terlalu muda dan sering melahirkan dengan rentang kelahiran terlalu singkat.
- Wanita dengan penyakit daya imun rendah.
- Wanita yang menggunakan pil kontrasepsi dalam waktu yang lama.
Jika Anda termasuk dalam wanita berpotensi
besar untuk menderita sel kanker maka sebaiknya melakukan test pap smear secara
rutin yaitu 2 tahun sekali hingga berusia 60 tahun. Test pap smear akan bisa
mendeteksi dini apakah ada atau tidak sel kanker di dalam rahim sehingga
pengobatan bisa lebih mudah dilakukan. Kanker serviks sendiri umumnya bisa
diderita tanpa gejala hingga masuk ke stadium lanjut yaitu stadium 3. Padahal
jika sudah masuk stadium 3 maka angka keberhasilan pengobatan hanya mencapai
50%nya saja.Untuk itu semua wanita diharapkan melakukan test pap smear apalagi
memiliki faktor resiko seperti si atas.
Bagi Anda yang sudah terdiagnosa sel
kanker serviks, tak perlu berkecil hati. Ada beberapa cara pengobatan yang bisa
diberikan dokter untuk mengangkat atau mengecilkan sel kanker sesuai dengan
kondisinya. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara melakukan operasi, kemoterapi
dan radiasi. Tak kalah penting adalah meningkatkan kekebalan tubuh saat
melakukan pengobatan-pengobatan tersebut agar tubuh lebih kuat dan membantu
pengobatan dari dalam. Dukungan keluarga juga sangat penting untuk selalu
memberi semangat penderita sehingga merasa ada dorongan dan keinginan dari
keluarga agar sembuh dari penyakit yang diderita.
Posting Komentar untuk "Resiko Bergonta-Ganti Pasangan Seksual"
Terimakasih sudah berkunjung
Silahkan berkomentar .
Mohon maaf komentar dimoderasi