Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melirik Usaha Peternakan Sebagai Pekerjaan Utama



Sudah lama tidak ketemu teman lama, Yani dan suaminya Mas Eko. Senang bisa jumpa di tempat arena main anak malam itu. Seperti biasa kami mengobrol sambil mengawasi anak yang bermain. Awalnya ngobrol ringan saja seputar perkembangan anak dan sekolahnya, eh kemudian Mas Eko curhat jika ia ingin berhenti kerja. 

Saya tentu kaget, karena setahu saya Mas Eko posisinya sudah bagus dan nyaman menurut pandangan saya. Apalagi Mas Eko juga sudah lama bekerja di kantor tersebut. 

" Memang orang luar melihat posisi saya nyaman dan bagus, tapi kondisi yang saya jalani tidak seperti yang banyak orang bayangkan. Saya jenuh dan ingin berhenti saja, pindah kerjaan di tempat lain, suasana baru," tuturnya.

Ternyata tekanan pekerjaan serta hubungan yang kurang harmonis dengan salah satu atasannya membuat Mas Eko makin kuat untuk keluar dari pekerjaan yang telah ia jalani sebelum menikah. " Saya letih lahir batin, kadang jika sudah pekerjaan menumpuk dan masalah di kantor istri dan anak-anak yang jadi korban. Saya diamkan, kasihan mereka," imbuhnya. 

Saya mengerti dengan kondisi Mas Eko. Sebagai wanita bekerja saya juga kadang mengalami hal itu. Tapi beban kerja saya tidak terlalu berat dan sejauh ini lancar, mungkin karena saya masih staf biasa.

" Kalau saya maunya si mas kerjanya wiraswasta saja, tidah usah pekerjaan kantoran lagi. Biar waktunya lebih banyak untuk keluarga," Mba Yani mengeluarkan pendapatnya.

Saya mendukung apa yang disampaikan Mba Yani. Saya lantas melontarkan sejumlah ide usaha yang bisa dijalankan oleh Mas Eko. Seperti membuka toko kelontong, warung makan atau usaha peternakan. 

" Ia mas, wiraswasta saja misalnya toko kelontong atau warung makan. Usaha peternakan juga menjanjikan, misalnya ternak lele dan ayam petelur atau kambing dan sapi," usul saya.

Dari usulan saya tersebut, Mas Eko sepertinya tertarik dengan usaha peternakan. Karena menurutnya waktu sekolah dulu ia sering membantu kakeknya beternak lele dan mengurus ayam. Bahkan Mas Eko bersemangat sekali jika harus meneruskan apa yang pernah ia lakukan dulu bersama kakeknya.

" Saya waktu kecil besar dengan kakek dan nenek, setiap hari saya membantu kakek mengurus ternak dan kebun, jadi saya setidaknya sudah punya dasar untuk memulai usaha peternakan ini. Semoga bisa jadi pekerjaan utama," harapnya penuh semangat.

Mba Yani juga menimpali jika teman sekolahnya dulu sukses hanya beternak lele. Bahkan kewalahan melayani permintaan dari pedagang pecak lele. " Teman saya sukses beternak lele, punya rumah bagus, mobil dan tanah. Yang ngurus karyawannya dia ngawasi aja. Ayo mas jadi peternak saja, saya dukung," ujarnya tak kalah semangat.

Pertemuan malam itu diakhiri dengan senyum Mas Eko yang makin mantap meninggalkan pekerjaan kantor dan memilih usaha peternakan sebagai pekerjaan utamanya/ " Baiklah, saya akan mengurus pengunduran diri saya. Doakan lancar dan saya bisa memulai usaha peternakan secepatnya," ujarnya mantap.

Semoga sukses ya Mas Eko dan Mba Yani, eh tiba-tiba kok saya juga ingin berhenti jadi karyawan kantoran ? Sepertinya menjadi wirausaha juga menyenangkan. Semoga impian saya punya rumah makan bisa terwujud suatu hari nanti. 

2 komentar untuk "Melirik Usaha Peternakan Sebagai Pekerjaan Utama"

  1. Bisnis ternak lele sama ayam sepertinya sangat menjanjikan sekali, kalau bisa mengaturnya. Karena saat ini saja, banyak warung tenda yang berjualan ayam penyet atau lele penyet. dan kemungkinan setiap harinya membutuhkan pasokan yang tidak sedikit.

    ayo keluar dari perusahaan... eh...heheh

    BalasHapus
  2. iya sih kadang lelah dengan rutinitas pekerjaan di kantor, pengen juga suasana baru..ditambah anak-anak masih kecil hehehe.. tapi ya mungkin harus dipikir matang-matang ya sebelum resign agar semua berjalan lancar..^^

    BalasHapus