Bank Muamalat Memudahkan Calon Nasabah
Saya dengan buku Tabungan Haji Arafah |
Saya membatin, mungkin inilah yang disebut seruan untuk menunaikan ibadah haji. Sebuah seruan yang muncul dari dalam hati sanubari yang paling dalam dan bukan seruan dari orang lain ataupun paksaan. Sebuah keinginan yang murni dari niat suci untuk menjadi tamu ke rumah Allah.
Saya bersyukur sudah mendapatkan seruan itu. Saya bersyukur dan berterimakasih kepada suami yang saat melaksanakan ibadah umroh tiga tahun lalu sudah mendoakan saya supaya bisa nantinya menjadi tamu Allah. Juga kepada mertua dan keluarga lainnya yang sudah pernah ke tanah suci.
Saya menyadari untuk menunaikan ibadah haji selain niat tentu juga perlu biaya atau ongkos keberangkatan. Sementara saya belum mempunyai biaya atau tabungan khusus untuk naik haji. Sejumlah tabungan dalam bentuk emas dan tabungan rencana memang saya punya. Tapi dari sejumlah pengalaman keluarga, teman dan sejawat yang pernah menunaikan ibadah haji, sebaiknya memang harus punya tabungan khusus untuk ibadah haji.
Dengan niat yang mantap saya memutuskan harus membuka rekening tabungan haji. Tidak bisa ditunda bulan depan apalagi tahun depan.
Langkah awal yang saya lakukan adalah browsing tentang proses pembuatan rekening tabungan haji dan bank syariah mana satu yang baik, bagus dan cocok untuk menabung. Dari sejumlah penelusuran saya, akhirnya saya memilih untuk membuka rekening tabungan haji di bank syariah yakni di Bank Muamalat Indonesia Tbk
Mengapa Bank Muamalat ? karena membaca profil, visi misi dan prestasi bank ini, saya percaya bank ini adalah bank umum pertama di Indonesia yang terbukti eksis hingga sekarang menerapkan prinsip keuangan syariah dalam operasionalnya.
Terbukti sejak tahun 1999 Bank Muamalat selalu mendapat kepercayaan dari Kementrian Agama menjadi salah satu BPS BPIH (Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji).
Terbukti sejak tahun 1999 Bank Muamalat selalu mendapat kepercayaan dari Kementrian Agama menjadi salah satu BPS BPIH (Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji).
Persyaratannya untuk membuka rekening juga hal penting bagi saya sebelum pergi ke kantor cabang Bank Muamalat terdekat. Di bagian menu Produk Kami di halaman websitenya terpampang jelas persyaratannya yang ternyata juga sangat sederhana yakni :
- Setoran awal minimum Rp 50 ribu
- Dokumen yang harus dilengkapi : Fotokopi kartu identitas (KTP/SIM ) dan NPWP
- Mengisi formulir pembukaan rekening
- Biaya administrasi gratis
Keesokan harinya saya mantap melangkah ke kantor cabang Bank Muamalat terdekat. Di pintu kantor bernuansa ungu itu saya disambut oleh satpam yang masih muda. Ia mengucapkan salam dan mempersilahkan masuk dan menaiki lantai dua.
Kebetulan kantor Bank Muamalat ini ruko tiga lantai. Bagian bawahnya untuk ATM, mushola,kamar mandi, dan sepertinya satu ruang untuk istirahat karyawan. Saya menaiki lantai dua yang merupakan bagian teller dan costumer service.
Seorang perempuan muda dan tentu pasti berhijab menyambut saya dengan salam sambil mengatupkan kedua tangannya di dada.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Nurul, ada yang bisa dibantu ibu," sambut costumer service itu dengan ramah sambil mempersilahkan saya duduk.
Saya menjawab salamnya dan mengatakan akan membuka rekening tabungan haji. Nurul meminta izin saya menunggu sebentar karena ia akan menyampaikan persyaratannya. Meskipun sudah membaca dari web Bank Muamalat tentu saya harus tetap mendengarkannya.
Ternyata persyaratannya kurang lebih sama seperti di web dan Nurul memastikan apakah saya jadi untuk membuka rekening ? Saya pun mengiyakan dan mengeluarkan persyaratan yang diminta yakni KTP dan NPWP.
Oh ternyata NPWP ketinggalan di rumah dan saya baru ingat karena malam sebelumnya dipinjam suami untuk mengisi berkas dari kantornya.
"Maaf dek, NPWP saya ketinggalan di rumah. Tidak jadi buka rekeningnya sekarang. Besok saja saya kesini,"
" Tak apa-apa ibu, pakai KTP saja dulu. Besok ibu boleh antar NPWP nya ke sini," tuturnya ramah.
Nurul, costumer service di Bank Muamalat |
Dalam hati saya membatin, ini bank sangat memudahkan calon nasabahnya. Saya teringat dengan cerita teman yang hendak membuka rekening di sebuah bank umum dan harus punya nomor telepon rumah. Karena tidak punya nomor telepon rumah ia tidak bisa membuka rekening bank. Padahal telepon rumah bukanlah layaknya dokumen yang menunjang data seorang calon nasabah.
Begitu juga dengan cerita saudara saya yang batal membuka rekening untuk tabungan anak karena tidak membawa kartu keluarga. Ia diminta menjemput atau kembali esok harinya. Padahal rumahnya jauh dari kantor bank dan untuk keluar rumah saja ia tidak bisa setiap hari karena sibuk mengurus anak yang masih kecil.
Saya mengucapkan terimakasih atas kemudahan yang diberikan kepada saya dan berjanji akan mengantarkan NPWP esok hari. Usai mengisi formulir pembukaan rekening dan diproses, Nurul menanyakan berapa jumlah setoran awal saya.
Mengingat bulan tua, saya hanya menyetor sebesar Rp 200 ribu. " Uang ibu pegang saja dan nanti disetorkan di teller," ujar Nurul.
Proses pembukaan rekening dan terbitnya buku Tabungan Haji Arafah sangat cepat. Usai menandatangani buku tabungan, Nurul menambahkan informasi sebagai berikut :
- Tabungan Haji Arafah tidak dilengkapi dengan kartu debet atau ATM.
- Penarikan tidak dapat dilakukan. Penarikan hanya dapat dilakukan untuk pembayaran biaya penyelenggaraan haji atau umrah.
- Penambahan saldo tabungan dapat dilakukan melalui Setoran Tunai, Pindah Buku dan Transfer dari Rekening Non Muamalat.
" Karena ini tabungan haji maka tidak ada potongan biaya setiap bulan. Jadi uang ibu di dalam tabungan ini utuh, karena tidak ada bunga dan potongan pajak atau administrasi setiap bulan," jelasnya.
Mengenai tahun keberangkatan haji, Nurul menjelaskan sesuai peraturan yang ada, nasabah baru bisa mendapatkan nomor porsi haji reguler setelah tabungan berjumlah Rp 25 juta. Jika dana sebesar itu sudah terkumpul di tabungan pihak bank akan memberikan surat legalisir buku tabungan untuk dibawa ke kantor kementrian agama setempat.
" Nanti di kantor kementrian agama ada sejumlah syarat yang harus ibu penuhi dan lengkapi. Jika sudah dipenuhi nanti ibu akan dapat formulir yang dibawa kembali bank sini untuk mendapatkan nomor porsi haji," jelasnya.
Saya sempat mengeluh karena daftar tunggu jemaah haji untuk provinsi saya Kepulauan Riau mencapai 14 tahun. Tapi Nurul menyemangati saya, " Ibu jangan khawatir semoga nanti dengan selesainya proses pembangunan di Mekkah yang menyebabkan pengurangan kuota haji, masa tunggu bisa lebih pendek," tuturnya.
Saya pun mengamini, karena target saya maksimal usia 50 tahun saya harus bisa menunaikan ibadah haji. Nurul juga menanyakan apakah suami saya sudah berhaji dan berniat untuk mendaftar tabungan haji ?
Suami saya memang sudah pernah melaksanakan ibadah umroh dan saya juga berniat untuk mendaftarkan tabungan haji. " Saya juga ingin suami punya rekening bank khusus haji, tapi suami saya kantornya jauh dan repot ke sini," keluh saya
Nurul mengatakan suami saya tidak perlu repot ke bank karena Bank Muamalat ada fasilitas Mobil Branch Bank Muamalat. "Nanti mobil branch kami yang akan ke kantor suami ibu, jadi bapak tidak usah repot ke sini," tuturnya.
Saya membatin, ternyata banyak kemudahan yang diberikan Bank Muamalat untuk calon nasabah. " Baik nanti saya sampaikan kepada suami dan terimakasih atas penjelasan dan layanannya," ujar saya sebelum beranjak ke konter kasir.
Proses di kasir sangat cepat karena kebetulan waktu itu cuma saya yang sedang bertransaksi. Sebelum turun ke lantai bawah saya sekali lagi mengucapkan terimakasih dan salam kepada Nurul dan petugas teller.
Keesokan harinya karena banyak kesibukan saya lupa untuk kembali ke Bank Muamalat guna memberikan kartu NPWP. Esok lusa saya baru ingat untuk mengantarkannya. Seperti biasa layanan dari pintu masuk tetap sama dan di lantai dua Nurul sedang kosong atau tidak melayani nasabah.
Seperti biasa ia mengucapkan salam sambil menanyakan keperluan dan menyilahkan duduk. Saya menyampaikan keperluan saya untuk memberikan kartu NPWP karena waktu pembukaan rekening tidak membawa.
" Oh iya..mohon maaf sudah merepotkan ibu," katanya.
" Harusnya saya yang minta maaf karena kemarin harusnya saya antar, tapi saya lupa dan baru ingat hari ini," balas saya.
Nurul meminta waktu untuk memfotokopi NPWP dan kemudian menginput data ke komputer. "Sudah selesai ibu, terimakasih dan apa ada yang masih bisa dibantu," tanyanya.
"Tolong fotokan saya dengan buku tabungan ini, kebetulan sekalian untuk pendukung lomba blog keuangan syariah," jawab saya.
Nurul dengan senang hati membantu memotret saya dan saya juga memotretnya meskipun Nurul tampak malu-malu.
Saat pamitan, Nurul juga mendoakan saya supaya bisa tercapai niat menuaikan ibadah haji dan bisa menang dalam lomba blog. " Semoga ibu bisa menunaikan ibadah haji dan semoga juga menang lombanya," tuturnya sambil mengucapkan salam.
Sambil menjawab salamnya saya mengamini supaya menang. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Referensi : Bank Muamalat
Sambil menjawab salamnya saya mengamini supaya menang. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
************************************************
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Keuangan Syariah Referensi : Bank Muamalat
Assalamualaikum, maaf mau bertanya, apakah dalam satu rekening tsb bisa untuk 2 orang (suami dan istri)?
BalasHapusatau hrs buka masing2, jika masing2 apakah nanti pd saat keberangkatan antara suami dan istri bisa terpisah? sehingga tidak bersama2 pergi hajinya
waalaikumsalam....untuk suami istri harus terpisah rekeningnya..jadi 1 rekening harus atas satu nama pribadi
Hapusnanti setelah dananya mencukupi kuota dari pihak bank akan memberikan surat untuk mendaftar haji ke kantor departemen agama setempat..
dari kantor itu nanti akan diberikan surat juga untuk dapat nomor porsi haji
jika ingin pergi bersama2 suami istri harus mendaftar bersamaan ke kantor departemen agama
kalau tidak ingin bersama..ya bisa disampaikan saat mendaftar
tapi biasanya suami istri lebih suka pergi bersama :)