Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar dari Para Pemenang


Udah dua hari ini tidak menulis. Tadi liat statistik blog dan ada pengunjung yang melihat blog saya dari link web 236museumnasional. Penasaran saya langsung klik link web itu dan ternyata itu berasal dari link blog peserta esai menulis yang diadakan oleh Museum Nasional Indonesia. Dan ternyata lagi sudah ada list pemenangnya. Hmm...penasaran saya langsung klik dan melihat beberapa nama yang saya kenal dan sangat familiar dari grup FB kumpulan emak blogger (KEB)


Ada nama mak Lusiana Trisnasari, Rina Susanti, Murtiyarini, Ade Anita untuk juara favorit. Langsung deh update status di grup FB KEB sekalian memberitahukan karena sepertinya pengumuman itu masih baru dan belum banyak yang tahu, sekaligus mentag nama-nama emak tersebut.

Sementara untuk juara pertama Fitra Chakrawati dan juara kedua Reni Marthauli serta juara ketiga Dyah Pratitasari kurang familiar oleh saya. Tapi karena ketiganya perempuan feeling saya mengatakan mungkin mereka juga adalah anggota KEB juga. Langsung deh googling dan ternyata emak Fitra dan Reni juga adalah anggota KEB. Itu status sebelumnya langsung deh saya sunting untuk mengabari mereka berdua juga dengan mentag nama mereka.

Jujur meski tidak menang tapi saya sangat senang dan ikut bangga dengan prestasi teman-teman para emaks yang juara di lomba tersebut. Selain itu saya juga termotivasi oleh prestasi mereka. Diantara nama-nama di atas itu sering bahkan ada yang langganan juara sejumlah lomba menulis dan kompetisi blog. Sementara anggota KEB lainnya juga banyak yang seperti mereka, menang di sejumlah lomba menulis dan kompetisi blog.

Belajar kepada mereka yang menang dari setiap kompetisi sering saya lakukan, apalagi kalau saya juga ikut dalam kompetisi itu. Ngintip blog mereka khususnya tulisan mereka yang menang dan membandingkan dengan tulisan saya. Dari situ saya bisa melihat kelebihan tulisan mereka tersebut seperti dalam hal terutama kesesuaian dengan tema lomba, cara penulisan, bahasa dan pendukung lainnya seperti foto dan video.

Jika tidak menang dalam suatu kompetisi menulis, saya tidak pernah ngomel atau yang ekstrim curiga kepada para juri dan pihak penyelenggara. Mengukur kemampuan diri dan mengkoreksi kekurangan serta belajar dari pemenang itulah yang saya lakukan. Mencurigai orang yang menang apalagi juri itu adalah tindakan yang tidak baik dan tentu menyakitkan bagi mereka yang menang.

Saya sendiri pernah merasakannya ketika menjuarai lomba menulis tingkat daerah beberapa tahun lalu dan ada persepsi negatif dari peserta yang tidak menang. Rasanya itu sangat menyakitkan, apalagi jelas jurinya adalah orang luar dan kompeten serta sistem penjurian yang fair (nyisipin curhat hehe )
dok pribadi
Salah satu kekurangan saya dalam setiap kompetisi menulis adalah suka mepet jelang deadline pengiriman naskah. Entah mengapa ide-ide itu kadang baru muncul jelang satu atau dua hari penutupan lomba. Saat-saat itulah adrenalin seperti terpacu dan semangat menulis baru muncul hehehe...padahal ini adalah hal yang kurang baik ya. Karena banyak minusnya menulis di saat mepet deadline. 

Memang sih dalam setiap lomba menulis atau kompetisi blog, harapan untuk menang dalah impian setiap peserta termasuk saya. Namun kemenangan bukan prioritas utama bagi saya. Ketika ada informasi tentang lomba menulis yang menyenangkan bagi saya adalah tantangannya itu. Apalagi tema-tema itu kadang jarang dan tidak pernah terpikirkan oleh saya.

Jadi dengan adanya kompetisi tersebut saya termotivasi untuk mencari informasi, banyak membaca dan kemudian merangkainya dalam bentuk tulisan. Hasil akhirnya diserahkan kepada para juri yang memang kompeten di setiap lomba tersebut selain meminta ridha Allah SWT.

Yuk kita terus semangat untuk menulis.... 




Posting Komentar untuk "Belajar dari Para Pemenang"