Merindukan Ruang Publik Ramah Anak
Tempat bermain anak di salah satu tempat makan dan ternyata belum ramah anak 100 persen |
Tadi siang sebenarnya ada undangan rapat di organisasi wanita yang mana saya menjabat sebagai ketua seksi humas. Tapi, karena hari hujan dan petir saya batal hadir. Sebenarnya sih sejak menerima sms tentang rapat yang digelar di sebuah tempat makan itu, keinginan hadir hanya 50 persen.Mengapa ?
Bukan karena makanan di sana yang tidak sesuai selera, tempat yang jauh atau tempatnya yang jelek. Malah makanan di sana khas dan enak serta nyaman karena ada AC alam :). Namun lebih kepada kenyamanan saya yang harus membawa anak dalam rapat itu. Karena mengasuh sendiri anak saya yang baru berumur 2,7 tahun, tentulah Fitry harus selalu saya bawa beraktifitas di luar.
Bangunan tempat makan terbuat dari kayu, karena mungkin pemiliknya mengusung konsep tradisional. Didirikan di atas tanah di sisi jalan yang landai. Jadi mirip panggung gitu deh. Nah, karena bangunan tempat makan itu sudah lumayan lama, ada sejumlah bagian khususnya di bagian sudut dan pinggir yang lapuk.
Pernah saya menghadiri rapat di sana dan membawa Fitry, benar-benar menguras energi. Karena Fitry yang aktif lari ke sana ke mari bahkan menuju sisi yang mulai lapuk. Tak bisa membayangkan jika suatu saat papan itu tiba-tiba lepas dan anak saya jatuh ke bawah.
Ketika ada undangan rapat lagi untuk yang ke 2,3 dan 4 tadi, saya tidak datang. Saya hanya bisa protes melalui sekretaris, mengapa harus tempat itu dipilih untuk rapat dan sangat tidak nyaman bagi yang membawa anak. Tapi saya tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa karena saya yakin pilihan itu bukan keputusan dia.
Saya sendiri juga tidak bisa memaksakan keinginan saya agar rapat atau pertemuan diadakan di tempat yang ramah pada anak. Toh, yang bawa anak kecil yang aktif mungkin hanya saya dan kalaupun ada teman lain bawa anak, toh anak-anak mereka sudah lumayan besar.
Berbicara sedikitnya ruang publik yang ramah anak bagi saya sangat penting. Penting bagi saya untuk menumpahkan uneg-uneg selama ini khususnya sejak punya anak dan berharap kepedulian pemerintah, pihak swasta, pengusaha dan siapa saja agar lebih menyediakan tempat-tempat yang ramah pada anak.
Saya mendeskripsikan ruang publik yang ramah anak adalah tempat-tempat yang memberikan kenyamanan pada anak, aman dan menyenangkan.
Arena bermain yang lebih utamakan keuntungan :( |
Di kota saya mungkin hanya bisa dihitung sebelah tangan tempat makan yang ramah anak. Tapi itupun saya nilai belum benar-benar ramah anak, karena tidak mempunyai petugas yang mengawasi dan kurangnya kebersihan, seperti ada remah-remah makan dan kecoaaaa...hiiii
Kemudian di pusat perbelanjaan, taman bermain, salon, butik, bandara, terminal dll menurut saya harus ada tempat-tempat yang ramah anak. Seperti di pusat perbelanjaan minimal menyediakan arena bermain yang ramah anak, tidak berisik dan aman.
Pusat berbelanjaan sebagai salah satu tempat rekreasi keluarga harus memberikan ruang yang nyaman pada anak dan tidak hanya memikirkan keuntungan saja. Saya sebagai orang dewasa malah suka pusing ketika masuk ke mall dan masuk ke arena bermain anak yang bising. Bahkan minim sekali tempat duduk apalagi toilet bersih dan ruang menyusui bagi kaum ibu.
taman kota yang seharusnya sangat nyaman bagi anak |
Taman kota yang seharus menjadi tempat yang menyenangkan dan bisa tempat anak riang gembira bermain, berjalan dan berlari malah terusik dengan oknum-oknum yang malah menjadikan tempat itu sebagai arena latihan mengemudi. Selain itu sejumlah fasilitas bermain untuk anak juga rusak, bahkan malah untuk bermain harus menyewa mobil-mobilan.
Program kota layak anak yang digadang-gadangkan pemerintah menurut saya belum bisa disandang sebuah kota jika belum menyediakan ruang dan fasilitas publik yang ramah anak. Oh ya, untuk di rumah pun juga harus ramah anak ya. Setidaknya sediakan tempat yang nyaman bagi anak untuk bermain.
Tidak perlu ruangan khusus, yang penting ada tempat yang bisa anak bereksplorasi, bermain, berlari dan berimajinasi dengan nyaman dan aman. Karena kebetulan rumah saya di komplek dan hanya tipe 36, tapi suami membuat teras yang luas atau menghabiskan sisa tanah di bagian depan untuk teras.
Masih saya ingat ketika rumah kami selesai dibangun dan ada yang mengatakan untuk apa teras besar dan bahkan lebih besar dari ruang tamu kami. Bahkan disarankan agar dirombak saja dan ruang tamu lebih besar dan teras yang kecil.
menyediakan ruang yang ramah anak di rumah sendiri |
Tapi, sekarang hikmah teras yang luas itu tempat meletakan aneka mainan Fitry dan tempat ia bermain dengan teman-temannya. Biarlah di luar sana masih minim dan tidak memperhatikan kebutuhan anak di ruang dan fasilitas publik, tapi di rumah ada tempat yang ramah, nyaman, aman dan menyenangkan bagi anak kami tercinta.
Bagaimana di tempat anda ?
#catatan seorang emak yang "egois" dan sangat mementingkan anak :)
Posting Komentar untuk "Merindukan Ruang Publik Ramah Anak"
Terimakasih sudah berkunjung
Silahkan berkomentar .
Mohon maaf komentar dimoderasi