Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kamar Kos &Tempat Bulan Madu


Kenangan kamar kos yang sempat diabadikan sebelum meninggalkannya untuk selama-lamanya.....hiks hiks hiks

Gara-gara membaca buku Anak Kos Dodol seri 1 dan 2, saya jadi teringat masa-masa ngekos empat tahun lalu. Bahkan di kamar itu juga saya berbulan madu dengan suami hehehe..kacian yah. Kok mau-maunya saya berbulan madu di kosan ? pasti itu yang terpikir di benak pembaca semua...mau tau kenapa ?

Saat masih lajang, saya ngekos selama lebih kurang empat tahun dan di empat tempat berbeda.Terakhir saya ngekos di lokasi yang strategis dan rumah kos yang lumayan bagus.Mengapa ngekos? karena memang saya merantau di negeri orang jauh dari orang tua.

Hidup di kos-kosan apalagi yang isinya bukan mahasiswa alias yang udah kerja bahkan yang berkeluarga memang menghadirkan banyak cerita suka dan duka. Kalau diingat saat ini akan membuat saya tersenyum sendiri bahkan meringis miris ingat zaman-zaman susah hiks hiks hiks..

Terus kenapa bisa berbulan madu di kos-kosan ? Ceritanya begini, saya menikah di kampung di Padang. Karena orang tua dan keluarga besar di sana semua, jadi mau tak mau suami saya yang asli Tanjungpinang harus bersedia menikah di Padang.Selama 10 hari di sana atau 3 hari setelah pesta, kami pun plus bapak dan ibu mertua saya kembali ke Tanjungpinang.

Di perjalanan itulah ibu mertua bertanya, "kalian mau ke rumah mana sampai di Tanjungpinang?" sebuah pertanyaan yang membuat saya baru sadar dan berpikir, rumah mana yang harus saya masuk pas sampai di Tanjungpinang.

Saya hanya tersenyum karena bingung harus menjawab apa. Sedangkan suami saya juga tak kalah bingungnya. Karena masalah tentang harus masuk atau naik ke rumah siapa memang belum bahkan tidak kami bahas saat hendak menikah dan hendak kembali ke Tanjungpinang.

"Lho kok pada diam, macam tak punya rumah saja kalian," kata Mak mertua setengah mengomel. Sedangkan ayah mertua cuma tertawa melihat kami yang juga cuma bisa mesem-mesem.

Suami saya sebenarnya sudah punya rumah sendiri. Tapi saat ia masih lajang tidak ditempati alias dibiarkan kosong. Karena ia memang sudah punya tekat hanya akan menghuni rumah itu dengan istrinya. Cuma masalahnya, sebelum berangkat menikah ke Padang, belum ada kesepakatan dengan saya akan langsung masuk ke rumah itu. Soalnya barang-barang saya masih di kos-kosan semua alias belum dipindahkan ke sana.

Selain itu saya juga merasa belum siap tinggal di komplek perumahan, mengurus rumah yang jauh lebih besar dari ukuran kamar kos saya yang hanya berukuran 3x4 meter. Akhirnya dalam perjalanan itu kami memutuskan akan masuk ke tempat kos saya saja. Sedangkan mak dan ayah mertua cuma geleng-geleng kepala, karena kami juga menolak masuk ke rumah mereka.

Yang tak kalah bingungnya adalah bapak pemilik kos dan tetangga kamar kos. Mereka heran dan bingung kok pengantin baru malah milih kos-kosan, padahal sudah punya rumah yang siap untuk ditempati.

"Biar abang bisa merasakan juga gimana hidup di kos-kosan," alasan saya kepada tetangga kos. Sementara suami saya cuma pasrah mengikuti kemauan saya. Akhirnya selama lebih kurang dua minggu, kami hidup sebagai keluarga baru di kos-kosan.

Dari situ setidaknya saya bisa belajar merasakan bagaimana kondisi mereka yang belum punya rumah dan hanya bisa menyewa kamar kos. Selama hidup berdua di sana, suami saya bahkan terlihat menikmati hehehe. Bahkan saya masih terbawa kebiasaan tak pernah masak alias makan di warung depan hehehe

Akhirnya, awal bulan Agustus kami pun pindah ke rumah suami. Mau tak mau saya harus siap menjadi seorang istri seutuhnya, bersosialisasi dengan tetangga dan mulai membiasakan diri mengurus rumah tipe 36 sendiri. Selain itu saya mulai belajar belanja kebutuhan dapur di pasar yang selama ini jarang bahkan tak pernah dilakukan. Pokoknya saya harus siap dan ternyata hingga empat tahun pernikahan kami, saya bisa melaluinya dengan baik.

Tapi kadang setiap melewati rumah kos saya dulu, saya sering ingat kenangan di sana.Untung sebelum pindah ke rumah sekarang saya sempat mengabadikan kamar kos saya.Lihat saja, kamarnya berantakan karena sedang beres-beres untuk boyongan ke rumah baru.







14 komentar untuk "Kamar Kos &Tempat Bulan Madu"

  1. Gpp bulan madu di tempat kos. Kan kesannya jadi khas, unik dan bakal terkenag-kenang tuh... hehehehe.... Kabar baik neh...

    BalasHapus
  2. wah mbka aku dulu kost 3 taon di Sby. jadi kenget nih jama2 dulu...kangen juga lho...

    BalasHapus
  3. to ech : YA GA MARAH...DIRESTUIN MALAH HEHEHE...

    TO SEMUA: THANK UDAH KOMENT YA..

    BalasHapus
  4. hahahah...uni..kita kok sama bgt yah ceritanya....
    ulu aku nikahnya waktu masih kuliah di Padang...sebelum hari H kami udah ngontrak rumah..tapi itu tuh tadi...rumahnya masih kosong...hahah mau gak mau harus honeymoon dulu di kost an...

    BalasHapus
  5. Haduh, itu ngga berantakan atuh mak.. Rapih. Dan pasti disapu tiap hari ahahhahaha. Ngga kayak kamar aku yg banyak rambut rontoknya *ngaku hihihihi

    BalasHapus
  6. itu foto taun berapa kak pindahnya? diliat dari foto dah mewah lah itu ada komputer dan tipi nya 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha mewah apanya...biasa aja....itu tahun 2005..sebelas tahun lalu ..btw apa kbr selangor ? ditunggu ceritanya ya di blog

      Hapus
  7. wahh cerita ini jadi mengingatkanku waktu kuliah dulu dan ngekos

    BalasHapus
  8. Jd inget saat kos di Jkt hampir 2 tahun. Lebih kecil dari kamar ini...Lebih sikit barang2nya, karena kamarnya sempit...hanya ada kasur busa, kipas angin dan penanak nasi elektrik....

    BalasHapus
  9. Wah bisa jadi trend nih. Bulan madu di rumah kos. Sebelum menempati apartemen . amiin

    BalasHapus
  10. liat foto komputernya jadi nostalgia bgt..pertama kali aku dibeliin komputer itu thn 99-2000

    BalasHapus
  11. Tulisan selanjutnya.... Tips bulan madu ditempat kos. murah dan nggak banyak biaya. beneran viral mbak. hehehe

    BalasHapus
  12. Coba kamar kos saya dulu juga di fotoin ya, bisa jadi kenangan juga tuh. Susah senang pas sekolah gimana, tergambar di bentuk kamar hahaha.

    BalasHapus