Suatu sore bersama Tasya
Aku sudah berusaha agar tidak ketahuan Tasya.
Soalnya setiap aku pergi keluar rumah, dia pasti minta ikut
Tapi, sore ini aku kembali tidak bisa menghindari dia
Dasar budak kecil yang pintar dia sudah tahu kalau aku akan siap-siap mau keluar rumah
Saat motorku baru saja distarter, bocah tiga tahun itu langsung mengejar"Tante mau kemana?" begitu pertanyaan basa-basi, yang biasa diungkapkan anak sebelah rumah yang sudah kuanggap bagai anakku sendiri.
Tanpa perlu menjawab panjang, aku menyuruh dia mengambil sandal dan meminta izin ke ibunya
Tentu saja dengan riang, ia berlari masuk ke rumahnya dan hanya berselang semenit, ia sudah keluar.
"Asyik, tasya mau jalan-jalan dengan tante," begitu ia berciloteh
Kujalankan motor meninggalkan rumah dan tasya yang duduk di bagian depan tampak asyik memainkan permen lolipop yang ia bawa.
"Kita mau jalan kemana tante ?" kembali pertanyaan standar yang sering ia sampaikan, saat ikut keluar rumah denganku.
"Biasa, mau cari lauk untuk berbuka.Tapi sekarang jalannya agak jauh, ke batu 7," jelasku.
Di jalan yang makin ramai dengan kendaraan yang hilir mudik menjelang berbuka, anak kecil kesayanganku itu banyak diam.
Padahal biasanya ia sibuk berciloteh."Tasya mengapa diam saja ?" tanyaku
Bukannya menjawab, malah kepalanya yang tampak terantuk-antuk seperti orang sedang tidur.
Kucoba memperlambat laju motorku dan ternyata benar ia tertidur di atas motor
Mungkin karena angin yang bertiup sepoi-sepoi, membuatnya ketiduran.
Aku berusaha membangunkannya dan terus mengajaknya mengobrol.
Tapi sepertinya ia ngantuk berat dan tidak mengindahkan cilotehku.
Sampai di warung Soto Surabaya, ia masih tertidur dan aku harus membangunkannya sebelum turun dari motor.
Di saat menunggu pesananku dibungkus, ternyata Tasya yang kusuruh duduk menunggu di atas kursi, malah kembali tertidur.
Sepertinya budak kecil itu memang ngantuk berat dan tidak bisa menahannya.Sebelum menaiki motor, aku kembali mengingatkan Tasya untuk tidak tidur.
Tapi, baru saja motor distarter kepalanya langsung terangguk-angguk, tanda ia kembali tidur.
Perasaanku jadi tak enak, karena harus ekstra hati-hati membawa motor di tengah ramainya jalan menjelang berbuka.
Beberapa kali aku berusaha menggelitik perutnya agar dia terjaga. Tapi usahaku hanya membuahkan hasil beberapa detik. Kembali ia tertidur.Dasar Tasya keluhku..
Hatiku mulai lega saat kami sudah mulai mendekati komplek perumahan.
Tapi saat memasuki gerbang dan harus melalui jalan yang tidak rata, aku merasa perlu waspada, karena aku merasa kesulitan mengendarai motor dengan sebelah tangan memegang tasya.
Firasatku memang benar, saat mulai menelusuri jalan yang kurang rata dan bergelombang itu, Tasya tiba-tiba melorot dan aku langsung menghentikan motor.
Ternyata pengereman mendadak yang aku lalukan membuat keseimbangan motorku labil, sehingga miring ke kanan.
Saat itu aku hanya berpikir menyelamatkan tasya agar tidak jatuh dan terhimpit motor. Tubuhnya langsung kupegang dan kubiarkan motor jatuh ke kanan.
Tasya yang asyik tidur terbangun dan tampak kebingungan.
Tapi ia tidak menangis apalagi bertanya.
Peristiwa mendadak itu membuat pengendara motor di belakangku kaget dan juga mengerem motornya mendadak.
Untung ia tidak menabrak motorku."Ada apa mba?" tanyanya sambil menolong memperbaiki posisi motorku.
Aku menjelaskan, kalau aku harus melepaskan motorku demi menghindari Tasya terjatuh.
Aku mengucapkan terimakasih kepada bapak yang menolong tadi dan melanjutkan perjalanan menuju blok rumahku.
Sementara Tasya sudah bangun dan ia juga diam.Entah apa yang ada di pikirannya.
Sampai di rumah, Tasya langsung masuk ke rumahnya dan aku juga masuk ke rumahku.
Kuceritakan peristiwa tadi kepada suamiku.
Ia tampak kaget, namun bersyukur aku dan tasya tidak apa-apa.
Aku juga sangat bersyukur karena Tasya yang sangat kami sayangi tidak mengalami cidera atau luka.
Tak bisa kubayangkan jika tadi ia terjatuh atau terhimpit motorku..Ahh..aku tak bisa membayangkan..
Menjaga anak orang memang tidak mudah
Meskipun hampir semua orang komplek tahu kalau tasya adalah anak asuhku
tapi bukan berarti kalau terjadi sesuatu dengan dia, aku bisa lepas tangan begitu saja
Tanggungjawabku sangat besar
Belum lagi berbagai komentar tetangga yang mungkin agak iri melihat rasa sayangku dan suami yang besar padanya.
Tuhan, terimakasih atas perlindungan yang telah Engkau berikan pada kami
selamat hari raya aidil fitri
BalasHapus