Ironi Insentif Guru
Hampir semua media dua hari lalu memberitakan tentang pemberian insentif guru dari Pemprov Kerpri. Tak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai Rp 10 miliar untuk satu kota dan kabupaten.Jumlah itu akan dibagi untuk ribuan guru.Sebuah penghargaan yang luar biasa untuk jasa para guru di daerah ini.
Tapi, dibalik senyum senang para guru menerima tunjangan itu, ada yang perlu dicermati oleh kita semua, khususnya para insan pers selaku pengontrol sosial dan masyarakat pada umumnya.
Guru selain mendapatkan gaji, juga mendapatkan tunjangan jabatan serta sejumlah insentif lainnya dari pemerintah daerah.
Tapi....
Sejauh mana tanggungjawab guru terhadap kemajuan prestasi anak didik ?
Tak perlu membahas untuk semua kota dan kabupaten di Kepri..
Seperti Kota Tanjungpinang, para guru sangat mendapatkan perhatian dari Wali kota Tanjungpinang. Berbagai insentif mereka terima sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka.
Tapi tanjungpinang masih berada di nomor bawah dalam tingkat kelulusan..
Kondisi ini sebenarnya juga pernah diutarakan oleh wali kota tanjungpinang Dra Hj Suryatati A Manan beberapa waktu lalu, saat bersilaturahmi dengan para guru.
Wali kota mempertanyakan mengapa prestasi pendidikan tanjungpinang masih belum membaik, sementara para guru sudah diberikan perhatian. Padahal insentif itu diharapkan akan bisa meningkatkan kinerja mereka dan lebih bertanggungjawab kepada siswa.
Mohon maaf...
berbagai tunjangan dan insentif sepertinya telah membuat terlena para guru
dan mereka lupa jika pemberian itu bukanlah gratis, tapi ada imbalan kepada daerah untuk memajukan pendidikan
seorang rekan saya yang mengamati perilaku guru setiap menerima insentif mengatakan, sebahagian besar guru akan menukar handphone, membeli perhiasan atau menukar kendaraan bermotor mereka.
Sedangkan saya sendiri pernah mengamati, para guru khususnya yang wanita ada yang terlihat asyik shopping di mall demi memenuhi dandanan layaknya istri pejabat. Beli tas mereka tertentu, sepatu kualitas tertentu dan baju harga tertentu.
Jangan heran jika penampilan guru saat ini, lain dari guru zaman dulu yang bersahaja dan penuh kesederhanaan..
Para guru tercinta..
mohon maaf opini ini bukan karena iri dengan anda yang saat ini mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah..
tapi...sekedar mengingatkan pada para guru yang mungkin terlena dan lupa dengan kewajiban mereka untuk mencerdaskan anak bangsa.
Jika sudah ada gajin, tunjangan dan insetif..
janganlah lagi anda sibuk menambah penghasilan dengan menjual jajanan di koperasi sekolah
lebih baik isi waktu anda di rumah dengan membaca, menambah referensi pengetahuan dari pelajaran yang akan anda berikan pada anak didik.
lebih baik anda berikan kesempatan berjualan di koperasi sekolah kepada orang tua murid yang tidak mampu, sehingga bisa membantu ekonomi mereka.
Para guru yang terhormat...
Tidak semua anda seperti yang saya ungkapkan di atas..
tapi ada sebahagian..ya mungkin kecil..
yang jelas itu fakta dan nyata...
Opini ini sebagai wujud perhatian saya kepada anda para guru, pendidik yang telah berjasa
mohon maaf jika ada kata yang kurang pantas...
Tapi, dibalik senyum senang para guru menerima tunjangan itu, ada yang perlu dicermati oleh kita semua, khususnya para insan pers selaku pengontrol sosial dan masyarakat pada umumnya.
Guru selain mendapatkan gaji, juga mendapatkan tunjangan jabatan serta sejumlah insentif lainnya dari pemerintah daerah.
Tapi....
Sejauh mana tanggungjawab guru terhadap kemajuan prestasi anak didik ?
Tak perlu membahas untuk semua kota dan kabupaten di Kepri..
Seperti Kota Tanjungpinang, para guru sangat mendapatkan perhatian dari Wali kota Tanjungpinang. Berbagai insentif mereka terima sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka.
Tapi tanjungpinang masih berada di nomor bawah dalam tingkat kelulusan..
Kondisi ini sebenarnya juga pernah diutarakan oleh wali kota tanjungpinang Dra Hj Suryatati A Manan beberapa waktu lalu, saat bersilaturahmi dengan para guru.
Wali kota mempertanyakan mengapa prestasi pendidikan tanjungpinang masih belum membaik, sementara para guru sudah diberikan perhatian. Padahal insentif itu diharapkan akan bisa meningkatkan kinerja mereka dan lebih bertanggungjawab kepada siswa.
Mohon maaf...
berbagai tunjangan dan insentif sepertinya telah membuat terlena para guru
dan mereka lupa jika pemberian itu bukanlah gratis, tapi ada imbalan kepada daerah untuk memajukan pendidikan
seorang rekan saya yang mengamati perilaku guru setiap menerima insentif mengatakan, sebahagian besar guru akan menukar handphone, membeli perhiasan atau menukar kendaraan bermotor mereka.
Sedangkan saya sendiri pernah mengamati, para guru khususnya yang wanita ada yang terlihat asyik shopping di mall demi memenuhi dandanan layaknya istri pejabat. Beli tas mereka tertentu, sepatu kualitas tertentu dan baju harga tertentu.
Jangan heran jika penampilan guru saat ini, lain dari guru zaman dulu yang bersahaja dan penuh kesederhanaan..
Para guru tercinta..
mohon maaf opini ini bukan karena iri dengan anda yang saat ini mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah..
tapi...sekedar mengingatkan pada para guru yang mungkin terlena dan lupa dengan kewajiban mereka untuk mencerdaskan anak bangsa.
Jika sudah ada gajin, tunjangan dan insetif..
janganlah lagi anda sibuk menambah penghasilan dengan menjual jajanan di koperasi sekolah
lebih baik isi waktu anda di rumah dengan membaca, menambah referensi pengetahuan dari pelajaran yang akan anda berikan pada anak didik.
lebih baik anda berikan kesempatan berjualan di koperasi sekolah kepada orang tua murid yang tidak mampu, sehingga bisa membantu ekonomi mereka.
Para guru yang terhormat...
Tidak semua anda seperti yang saya ungkapkan di atas..
tapi ada sebahagian..ya mungkin kecil..
yang jelas itu fakta dan nyata...
Opini ini sebagai wujud perhatian saya kepada anda para guru, pendidik yang telah berjasa
mohon maaf jika ada kata yang kurang pantas...
Posting Komentar untuk "Ironi Insentif Guru"
Terimakasih sudah berkunjung
Silahkan berkomentar .
Mohon maaf komentar dimoderasi